News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak 19 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung di Manggarai NTT Korban Dibacok Hingga Tewas, Ini Kronologinya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, MANGGARAI -- Kronologi Lengkap Anak 19 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung di Manggarai NTT Korban Dibacok Hingga Tewas

Kapolres Manggarai,AKBP Cliffry Steiny Lapian, SIK telah memerintahkan Unit ReskrimPolres Manggarai dibawah pimpinan Ipda Toni Ndapa, KBO Reskrim Polres Manggarai ke lokasi TKP kasus anak bunuh ibu kandung.

Yang mana aparat Polres Manggarai yang diterjunkan akan melakukan olah TKP, memeriksa saksi dan membawa pelaku pembunuhan ke Polres Manggarai guna diperiksa.

“Saya sudah perintahkan anggota ke lokasi guna melakukan tindakan hukum,” kata Kapolres Cliff yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Ia menjelaskan, polisi akan bekerja agar usai ke lokasi guna melakukan tindakan penyelidikan dan olah TKP.

Ia menegaskan, laporan ke Polres Manggarai sudah ada.

Yang mana ada laporan dari Kades Benteng Wunis kepada anggota Bhabinkamtibmas Desa Bangka Pau, Kecamatan Poco Ranaka.

“Laporan dari Kades Benteng Wunis ada kasus pembunuhan.

Anggota kami sudah sampaikan ke Polres Manggarai dan tim akan ke lokasi,” ujar Kapolres Cliff.

Camat Poco Ranaka Timur, Alez Kantar telah meminta Kades Benteng Wunis agar menunggu kedatangan Tim Polres Manggarai yang sedang menuju ke Desa Benteng Wunis.

Camat Alex meminta warga tetap tenang dan menyerahkan kasusnya kepada polisi.

Selain itu, pelaku yang sedang diamankan di rumah kades jangan ada tindakan main hakim sendiri.

“Laporan dari kades pelaku bernama Hendrikus Moyo (19) sudah diamankan di rumah di rumahnya.

Kades masih menunggu aparatPolres Manggarai untuk menyerahkan pelaku agar dibawa ke Ruteng,” kata Camat Alex dihubungi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Baca: KH Maruf Amin Tunjukkan Kelasnya Bukan Hanya Kyai, Tapi juga Seorang Guru Besar

Baca: Soal Debat, Prabowo: Tanya Mereka Kalau Saya Pasti Sandi yang Bagus

Sebelumnya, kasus pembunuhan kembali terjadi di KabupatenManggarai Timur (Matim).

Kali ini, seorang anak bernama Hendrikus Moyo (19) tega membunuh ibu kandungnya bernama Benedita Sil (55).

Hendrikus membunuh ibunya di rumah mereka di Kampung Golo Wunis, Desa Benteng Wunis, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Sabtu (16/3/2019) malam.

Diduga pelaku membunuh sang ibu dengan parang. Yang mana korban dibacok hingga tewas di rumahnya.

“Benar ada kasus pembunuhan di Benteng Wunis. Kades Benteng Wunis sudah lapor ke saya. Pelaku sudah diamankan di rumah kades,” kata Camat Poco Ranaka Timur, Alex Kantar yang dihubungiPOS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Camat Poco Ranaka Timur, Alez Kantar telah meminta Kades Benteng Wunis agar menunggu kedatangan Tim Polres Manggarai yang sedang menuju ke Desa Benteng Wunis.

Camat Alex meminta warga tetap tenang dan menyerahkan kasusnya kepada polisi.

Selain itu, pelaku yang sedang diamankan di rumah kades jangan ada tindakan main hakim sendiri.

“Laporan dari kades pelaku bernama Hendrikus Moyo (19) sudah diamankan di rumah di rumahnya.

Kades masih menunggu aparatPolres Manggarai untuk menyerahkan pelaku agar dibawa ke Ruteng,” kata Camat Alex dihubungi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

Sebelumnya, kasus pembunuhan kembali terjadi di KabupatenManggarai Timur (Matim).

Kali ini, seorang anak bernama Hendrikus Moyo (19) tega membunuh ibu kandungnya bernama Benedita Sil (55).

Hendrikus membunuh ibunya di rumah mereka di Kampung Golo Wunis, Desa Benteng Wunis, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Sabtu (16/3/2019) malam.

Diduga pelaku membunuh sang ibu dengan parang. Yang mana korban dibacok hingga tewas di rumahnya.

“Benar ada kasus pembunuhan di Benteng Wunis. Kades Benteng Wunis sudah lapor ke saya. Pelaku sudah diamankan di rumah kades,” kata Camat Poco Ranaka Timur, Alex Kantar yang dihubungiPOS-KUPANG.COM di Ruteng, Minggu (17/3/2019) pagi.

1. Tersinggung

Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, korban mengaku tersinggung saat ditegur oleh keluarganya.

Seorang saksi, Gabriel Buru Bara (61) mengatakan, orangtua pelaku dan keluarga yang lain sedang menghadiri acara keluarga salah satu rumah warga.

Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing melalu Kasat ReskrimPolres Belu, AKP Ardyan Yudo Setiantono S.H, S.IK mengatakan hal itu kepada POS-KUPANG.COM, saat dikonfirmasi, Jumat (1/3/2019).

Menurut Ardyan, keterangan awal dari pelaku mengatakan, dia tersinggung saat ditegur oleh keluarganya sehingga ia melakukan tindakan brutal menikam ibu kandung dan keluaaarga yang lainnya.

"Pelaku tersinggung saat ditegur oleh kelurganya maka dari itu dia emosi," kata Ardyan.

2. Usai tikam ibu kandungnya, JPDS juga tikam lima orang lainnya

Selain menikam ibu kandungnya, pelaku menikam lima warga lainnya secara membabi buta hingga kelima warga tersebut di rawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD.

Dua korban yang tewas adalah Filomina Dos Santos (52) dan Magdalena Bui.

Kedua meninggal di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD. Satu dari kedua korban yang meninggal ini adalah ibu kandung pelaku atas nama, Filomina Dos Santos.

Semua korban yang ditikamnya adalah perempuan dan salah satu diantaranya adalah nenek pelaku.

3. Ayah kandung sempat dikejar pelaku

Bernadus Batleto, ayah kandung dari pelaku penikaman ibu kandung diamankan di Polres Belu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ditemui POS-KUPANG.COM di Polres Belu, Jumat (1/3/2019), Batleto terlihat shok. Dengan suara terbata-bata, Batleto sempat menceritkan kejadian tersebut.

Batleto mengatakan, ia sempat dikejar pelaku hingga sempat terjatuh. Beruntung pelaku tidak sempat menikam. Batleto melarikan diri jauh dari rumah. Ia tidak mengetahui persis kondisi yang terjadi setelah ia melarikan diri dikejar pelaku.

"Dia kejar saya juga sampai saya jatuh," kata Batleto sambil menunjukan ke arah lututnya yang masih sakit akibat jatuh.

Pelaku adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia anak putus sekolah di kelas satu SMP.

Menurut Batleto, ia sejak Kamis (28/2/2019) malam berada di Polres. Ia merasa sedih sekali karena istrinya yanh sudah terbaring kaku tanpa didampingi suaminya.

"Saya dari tadi malam di sini. Kasian mama tidur sendiri," ungkap Batleto sambil menangis.

Menurut Batleto, pelaku yang adalah anaknya tidak memiliki masalah dengan keluarganya dalam rumah. Pelaku jug anak yang baik dan jarang membuat masalah.

Batleto sendiri merasa bingung dengan perilaku anaknya yang tiba-tiba bertindak brutal hingga menikam ibu kandungnya sendiri.

Kronologi

Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing melalui Kasat Reskrim, AKP Ardyan Yudo Setiantono dalam keterangan persnya di ruang Reskrim, Jumat (1/3/2019) menyampaikan kronologi kasus penikaman ini.

Menurut Ardyan, kasus penikaman tersebut bermula dari rasa ketersinggungan. Pelaku ditegur seorang saksi bernama Andre karena selama ini jarang melihat pelaku.

"Kamu kemana saja. Selama ini tidak pernah kelihatan," kata Ardyan meniru percakapan pelaku dengan saksi.

Atas pertanyaan saksi, pelaku merespon dan menjawab bahwa dia tidak kemana-mana selama ini.

"Saya dari dulu sudah ada di sini," jawab pelaku sambil memukul Andre menggunakan telapak tangan di tengkuknya Andre.

Melihat kejadian itu, pelaku ditegur oleh orangtuannya dan warga lain yang berada di sekitar itu.

Merasa tersinggung dengan teguran itu, pelaku emosi dan tersinggung mendengar teguran dari keluarganya masuk ke dalam rumah dan menuju arah dapur.

Ia kemudian membawa sebilah pisau dan langsung menikam ibunya.

Setelah menikam ibunya, pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini makin brutal.

Pelaku langsung menikam lima warga lainnya secara membabi buta hingga kelima warga tersebut di rawat di RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD.

Melihat aksi tersebut, warga yang berada di lokasi langsung melumpuhkannya dengan cara melempar dengan kayu ke arah pelaku sehingga pelaku terjatuh. Saat itu pelaku tak berdaya sehingga langsung menghubungi polisi.

Pelaku penikaman sudah ditangkap polisi dan saat ini ditahan di Mapolres Belu.

Martina Muti Mali, korban penikaman yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pelaku kepada wartawan mengatakan, ia tidak mengetahui masalah awalnya sehingga pelaku nekad menikamnya.

Martina hanya mencurigai aksi brutal dari pelaku itu justru mencari keluarganya sendiri. Bahkan ia nekad menikam ibu kandungnya.

Martina mengaku, ia mendapat satu kali tikaman di bagian punggungnya. Beruntung dia cepat melarikan diri.

Emiliana Sun yang berstatus sebagai adik dari ibu pelaku mengatakan, pelaku orang yang baik-baik selama ini. Dia tidak pernah membuat masalah di lingkungan tempat tinggalnya.

Emiliana tidak mengetahui persis kelakukan dari pelaku di rumahnya sendiri. Namun untuk di lingkungan masyarakat, pelaku orang yang baik-baik dan tidak pernah membuat masalah.

Seorang teman pelaku, Hendra mengatakan, pelaku sering bermain dengannya dan beberapa teman yang lain. Sebelum kejadian itu, pelaku juga tidak pernah mencertikan kalau ia memiliki masalah.

Teman pelaku malah kaget ketika hari itu, pelaku justru melakukan tindakan brutal hingga menewaskan dua orang warga, termasuk ibu kandungnya.

Sejumlah warga yang ditemui POS-KUPANG.COM, mengatakan, mereka menduga pelaku seperti ada kerasukan sehingga ia tidak lagi menyadari tindakannya secara akal sehat. (POS-KUPANG.COM/Aris Ninu Teni Jenahas)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kronologi Lengkap Anak 19 Tahun Tega Bunuh Ibu Kandung di Manggarai NTT Korban Dibacok Hingga Tewas

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini