News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir Bandang di Sentani

UPDATE Korban Banjir Bandang Sentani: 104 Orang Tewas, 160 Orang Luka dan 79 Orang Hilang

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo ketika menemui korban anak-anak bencana banjir bandang Sentani di pengungsian pada Senin (18/3/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, tim SAR gabungan terus menemukan korban sehingga jumlah korban terus bertambah.

Hingga Rabu (20/3/2019) pagi, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan tercatat 104 orang meninggal dunia, dimana 97 orang korban di Kabupaten Jayapura dan 7 orang korban di Kota Jayapura.

Baca: 40 Jenazah Korban Banjir Sentani Belum Teridentifikasi

"Belum semua korban berhasil diindentifikasi. Ada 40 korban meninggal dunia yang belum diidentitikasi sehingga Bupati Jayapura memutuskan korban akan dimakamkan secara massal besok," kata Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Rabu (20/3/2019).

Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemakaman massal diputuskan setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan pihak gereja yang dituangkan dalam bentuk tertulis.

Pemda Jayapura sudah menyiapkan lahan dan kendaraan untuk pemakaman massal

Sementara itu, lanjut Sutopo, 79 orang belum ditemukan. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian sesuai dengan laporan masyarakat yang menyatakan anggota keluarganya belum ditemukan.

"Sebabanyak 160 orang luka-luka dimana 85 orang luka berat dan 75 orang luka ringan," tutur Sutopo Purwo Nugroho.

Selain itu, Sutopo mengatakan hingga saat ini tercatat 9.691 orang mengungsi yang tersebar di 18 titik pengungsi.

"Bertambahnya jumlah pengungsi karena rasa trauma dan takut akan adanya banjir bandang susulan mengingat hujan masih sering turun di wilayah Jayapura," ucap Sutopo Purwo Nugroho.

Bertambahnya pengungsi ini menyebabkan beberapa tempat pengungsian penuh dan kondisinya tidak nyaman. Selain itu juga menyulitkan dalam distribusi bantuan.

Untuk itu, sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi di Posko Tanggap Darurat, dari 18 titik pengungsian yang ada saat ini akan dikumpulkan menjadi 6 titik pengungsi agar memudahkan distribusi bantuan.
 
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pendataan kerusakan bangunan akibat bencana juga terus dilakukan.

Tercatat 375 rumah rusak berat, 5 unit ibadah rusak berat, 8 sekolah rusak berat, 104 unit ruko rusak berat, 4 jembatan rusak berat, 4 ruas jalan rusak berat dan kerusakan bangunan lainnya.
 
Berbagai upaya penaganan darurat dilakukan oleh 2.317 personil dari 28 lembaga dan organisasi, seperti evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, dapur umum, penanganan pengungsi perbaikan sara prasana darurat, dan lainnya.
 
"Balai Besar Jalan Nasional masih melakukan pembersihan jalan protokol Sentani dengan mengerahkan 14 unit excavator dan 3 unit loader," ucap Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo menambahkan, jalan sepanjang 600 meter jalan sudah bersih. Disiapkan jembatan balley dengan bentang 30 meter, 25 meter dan 9 meter pada jembatan yang rusak.

"Dinas PU Kabupaten Jayapura telah membangun 16 unit MCK dan akan ditambah. Penyediaan air bersih terkendal antrian pengambilan air dari sumber air PDAM. Perbaikan listriuk juga terus dilakukan oleh petugas," kata Sutopo Purwo Nugroho.

Bupati Kabupaten Jayapura telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung mulai 16 – 29 Maret 2019.

Daerah yang terdampak bencana, bukan hanya Distrik/Kecamatan Sentani saja, ternyata 5 distrik yaitu Distrik Sentani, Waibu, Sentani barat, Ravenirara, dan Depapre.

Baca: Satu Distrik Korban Banjir Bandang Sentani Masih Sulit Dijangkau Tim SAR

Sementara itu Gubernur Papua telah menetapkan tingkatan bencana  ini adalah bencana darurat provinsi karena terjadi di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

"Bantuan dari  pusat, pemda, masyarakat dan dunia usaha terus mengalir. BNPB telah menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 1,5 milyar untuk operasional penanganan darurat yaitu Rp 1 milyar untuk BPBD Kabupaten Jayapura, Rp 250 juta untuk BPBD Kota Jayapura, dan Rp 250 juta untuk BPBD Provinsi Papua," kata Sutopo Purwo Nugroho.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini