TRIBUNNEWS.COM - Video yang menampakkan seorang prajurit TNI tengah membujuk anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua untuk menyerahkan diri, Viral di WhatsApp (WA) dan Viral di IG (Instagram).
Sebuah video viral prajurit TNI membujuk anggota KKB Papua untuk menyerahkan diri tersebut diunggah oleh akun Instagram @para_petarung pada Selasa (26/3/2019).
Tampak seorang menggunakan seragam TNI yang membawa senjata sedang berusaha membujuk anggota KKB yang berada di semak-semak.
"Nah, tidak apa-apa. Mari ke sini kamu takut sekali," ujar seorang TNI.
Anggota TNI kemudian mengajak anggota KKB ke pos mereka.
"Ini mari kita ke pos, tidak apa-apa kami tidak bikin apa-apa," ujar anggota TNI tersebut.
Anggota KKB kemudian berjalan mendekat ke arah TNI sambil tersenyum.
Di keterangannya, dituliskan, para anggota TNI sedang berusaha untuk membujuk anggota KKB untuk menyerahkan diri.
Anggota TNI bahkan melepaskan senjatanya kemudian berjalan mendekati anggota KKB.
Dikutip dari tniad.mil.id, aksi Pratu Kristopel Kreku berhasil membuat anggota KKB pimpinan Bilkuis Kogoya menyerahkan diri dan senjata api standar militer kepada Satgas Ops Pamrahwan Yonif 751/VJS.
Terkait kejadian itu, rilis Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyampaikan insiden tersebut terjadi 28 Oktober 2018 saat Yonif 751/VJS melaksanakan tugas Ops Pamrahwan (Operasi Pengamanan Daerah Rawan) di Puncak Jaya.
"Penyergapan berjalan dengan sukses dan berhasil membekuk tersangka Bilkuis Kogoya tanpa letusan senjata. Namun sayang, Bilkuis Kogoya ternyata tidak membawa senjata, dia hanya membawa tas noken yang berisi HP, bendera Bintang Kejora dan sejumlah barang bukti (barbuk) lainnya," imbuhnya.
Saat diinterograsi, Bilkuis Kogoya mengatakan senjatanya dibawa seorang temannya di sebuah honay di pinggir Sungai Dolinggame Distrik Illu.
Anggota Satgas kemudian mengepung honay yang berisi dua orang dan menyimpan senjata standar militer.
Mereka bersembunyi dan ketakutan akhirnya anggota Satgas membujuk dengan memberikan jaminan keamanan.
"Untuk meyakinkan tersangka bahwa mereka tidak akan disakiti, tiba-tiba seorang Prajurit a.n Praka Kreku (berinisiatif) berdiri, melepaskan perlengkapannya dan meletakkan senjatanya kemudian mendekati Honay sambil mengajak kedua tersangka keluar dari persembunyiannya," terangnya.
TNI Bongkar Kebohongan KKB Papua Soal Jumlah Korban & Senjata Rampasan
Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua soal jumlah korban dan rampasan senjata dalam baku tembak di Nduga, Kamis (7/3/2019)
Seperti diketahui, akun facebook TPNPB menyebut KKB Papua berhasil merebut 4 pucuk senjata anggota TNI dan 5 anggota TNI gugur
TNI melalui Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim KKB Papua tersebut
“Pernyataan itu tidak benar. TNI tidak mungkin menutup-nutupi jika ada personel yang gugur karena pihak keluarga bisa menuntut institusi TNI,” kata Aidi di Timika, Kabupaten Mimika, Jumat (8/3/2019).
Kapendam menegaskan juga bahwa tidak mungkin ada perampasan senjata karena penyerangan dilakukan dari jarak yang cukup jauh dari arah perbukitan.
“Bagaimana mungkin mereka merampas senjata TNI sedangkan mereka menyerang pasukan TNI dari arah ketinggian dengan jarak yang cukup jauh,” ujar Aidi
Akun facebook TPNPB pada Senin (11/3/2019), Lekagak Telenggen yang mengaku sebagai Komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat menyatakan bahwa pihaknya tidak takut akan tindakan yang diambil TNI.
Di salah satu pernyataannya, Lekagak Telenggen mengaku bahwa dirinya siap bertanggung jawab atas peristiwa perebutan 4 pujuk senjata TNI.
"Hari ini 11/3/2019 PERNYATAAN SIKAP KOMADAN OPERASI UMUM TPNPB se Tanah Papua, Mayjend. Lekagak Telenggen Terkait Peristiwa 7 Maret 2019 di Kampung Windi Distrik Derakma, Bahwa :
1. Saya selaku Komadan Operasi umum 30 Kodap TPNPB Se Tanah Papua sudah menerima Laporan Resmi bahwa Brigjend. Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya pimpinan KODAP III Ndugama telah merebut 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota TNI di Distrik Derakma Kab Nduga _Papua.
2. Maka saya siap Bertanggung Jawab atas Peristiwa Perebutan 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota di Distrik Derakma tersebut.
3. Saya dengar Presiden Yokowi Mengirim 7.000 Personil Ke Nduga untuk Pengejaran 4 pujuk senjata itu kami tidak takut kami TPNPB siap jemput kedatangan 7000 Personil itu.
4. Presiden Jokowi sudah tanda tangan TNI perang melawan TPNPB itu Kami sudah ketahui siap menyemput kedatangn tamu," tulis akun Facebook TPNPB seperti dikutip.
Dalam foto yang diunggah, nampak 4 pucuk senjata yang disebut oleh akun TPNPB merupakan hasil rampasan dalam insiden pembantaian anggota TNI di Nduga pada 7 Maret 2019 lalu.
Namun foto senjata yang diunggah bukanlah senjata standar TNI, terutama yang ditugaskan ke daerah operasi
Tak hanya itu, akun Fajar Merah membongkar jenis senjata yang diunggah.
''Itu cuma propaganda, senjata di foto tersebut jelas bukan standar TNI yang bertugas saat ini di Papua. Pada foto itu 1 pucuk SS1-V1 hanya digunakan di Yonif teritorial dan Satuan Terr, 1 Pucuk Thomson USA senjata PD-II, 1 pucuk M-16A1 hanya dipakai di Satuan Pendidikan dan Terr, AK47 Hanya dipakai di Satuan Pendidikan biasanya utk materi dopper. Jadi kabar tersebut jelas Kebohongan nyata Teroris OPM. Senjata standart Satuan Penugasan Operasi saat ini, SS2 All Variant, Sig Sauer, SPR-1/2,'' tulis Fajar Merah.
Bahkan beberapa netizen mengunggah foto senjata standar TNI SS2 produksi PT Pindad, yang sudah terbukti di ajang internasional AASAM.