"Pengamanan dimulai dari tahap pertama 23 September 2018 sampai 31 Desember 2018. Tahap kedua mulai 2 Januari sampai dengan 13 April 2019. Dan tahap ketiga yaitu dari tanggal 14 hingga 16 April atau masa tenang. Kemudian ada tahapan rekapitulasi. Bisa dikatakan Operasi Mantap Brata Agung ini sudah mencapai 80 persen," jelasnya.
Sedangkan jumlah personel pengamanan Pemilu 2019 dari Polda Bali/polres/polresta di Bali pada masa tahapan kampanye 2018-2019 hingga masa tenang, beber Suastika, sebanyak 3.133 orang.
Untuk masa pemungutan suara, jumlah personel akan ditambah menjadi 8.449 orang.
Rinciannya, pada perhitungan suara dikerahkan sebanyak 2.088 personel se-Bali; pada tahapan hasil rekapitulasi suara dikerahkan sebanyak 2.509 personel; dan pengerahan personel usai rekapitulasi suara hingga pelantikan dan konsolidasi berjumlah 2.088 orang.
Sementara itu, jumlah petugas Linmas yang membantu di setiap TPS, total sebanyak 21.356 orang.
"Untuk setiap tahapan pengamanan Pemilu melibatkan juga personel dari TNI," kata Kompol Ida Bagus Suastika.
Perihal penanganan terhadap kemungkinan bencana alam, misalnya erupsi Gunung Agung, pada hari H pencoblosan, Suastika mengatakan bahwa sudah disiapkan rencana kontijensinya.
Intinya, pengamanan masyarakat lebih didahulukan saat terjadi bencana. Jika dirasa kondisi sudah tenang dan memungkinan, barulah dilakukan pencoblosan.(bus)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 74 TPS di Bali Kategori Sangat Rawan, Kondisi Keamanan Kondusif Jelang Coblosan Pemilu 2019