"Iya pesan terakhir, permohonan maaf, di balik surat pemilihan punya ibunya," kata dia.
Diduga masalah keluarga
Suhena menduga, korban nekat mengakhiri hidupnya lantaran permasalahan keluarga.
"Mungkin masalah rumah tangga, ya namanya umur 18 tahun istrinya juga masih kecil, paling masalah ekonomi," tandasnya.
Sementara itu, Remi (33) kerabat korban mengaku jika korban memang sedang ada konflik dengan istrinya.
"Katanya ada konflik sama istrinya, memang dia tinggalnya di tempat mertuanya, tapi sudah beberapa minggu di sini," ucapnya.
Remi sempat membaca pesan terakhir korban yang ditulis di balik surat hak pilih Pilpres dan Pileg milik ibunya.
"Dia ninggalin surat, isinya pak mak minta maaf sama bapak sama mamak udah nyusahin mamak," ungkapnya sembari mengingat.
"Septi mudah-mudahan sukses, nah Septi ini adeknya yang perempuan. Di bawahnya gua cinta elo Ka, maksudnya Ka itu Riska itu istrinya, terus 15 itu tanggal jadian mereka kalau gak salah," jelasnya.
Remi menambahkan korban akan langsung dimakamkan sore ini juga.
"Sore ini dimakamkan langsung, masih nunggu visum di rumah sakit," tandasnya.
Sementara itu Kapolsek Kedaton Kompol Abdul Mutholib belum bisa dikonfirmasi, saat dihubungi tidak ada jawaban.
Berikut isi surat wasiat yang ditulis di surat suara Pilpres:
'Pak dik Ikar sayang kalian'
'Ikar capek nyusahin Mamak :)'
'Ikar sayang mamak'
'Semoga Septi jadi Sukses Amin'
'Gua cinta elo ka! 15'
(tribunlampung.co.id/hanif)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Seorang Ayah di Bandar Lampung Tulis Wasiat Mengharukan di Surat Suara Pilpres 2019 lalu Bunuh Diri