News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2019

Caleg Stres Gagal Raih Kursi Nekat Bakar Surat Suara Pemilu 2019 Terjadi di Beberapa Daerah Ini

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi caleg stres

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah logistik Pemilu 2019 dikabarkan dibakar oleh oknum caleg stres lantaran tak mendapatkan suara yang diinginkannya untuk melenggang ke kursi wakil rakyat.

Adan beberapa caleg stres atau caleg depresi setelah melihat hasil real count Pemilu 2019 yang emosi lalu merusak dan bakar logistik Pemilu 2019.

Dilansir  Kompas.com yang merangkum pembakaran logistik Pemilu 2019 terdapat di beberapa daerah.

Pembakaran logistik pemilu yang dilakukan caleg stres, termasuk membakar kotak suara dan surat suara yang ada di dalamnya.

Padahal, proses rekapitulasi atau real count KPU belum selesai.

Kasus pembakaran ini terjadi di berbagai daerah, misalnya Jambi, Maluku, hingga Papua.

Namun, ada juga kebakaran yang terjadi di Pesisir Selatan di Sumatera Barat.

Jambi Pembakaran kotak suara dan surat suara di Desa Koto Padang, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai, Jambi, diketahui dilakukan oleh seorang caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berinisial KS (53).

KS diciduk oleh tim gabungan saat bersembunyi di rumah salah satu penduduk bersama satu tersangka lainnya berinisal RJ (31).

Ternyata, RJ merupakan seorang Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Tanah Kampung.

Melihat dua rekannya ditahan, seorang lain berinisial A menyerahkan diri ke polisi.

Namun, sejauh ini ia masih berstatus sebagai saksi.

Ketiganya diamankan di Polres Kerinci untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Akibat perbuatan mereka, 13 kotak suara beserta surat suara yang ada di dalamnya hangus terbakar.

Menanggapi perbuatan salah satu calegnya, PDIP menyatakan akan melakukan pemecatan jika memang kadernya terbukti bersalah.

Hal itu disampikan oleh Sekretaris DPD PDIP Provinsi Jambi Akmaluddin.

"Partai tidak memberikan toleransi terhadap tindakan yang mencederai semangat demokrasi.

Bila benar akan kami beri sanksi pemecatan," kata Akmaluddin.

Terjadi Maluku Tenggara

Peristiwa pembakaran logistik pemilu juga terjadi di Desa Ohoi Weduar, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara.

Pembakaran ini dilakukan dua hari setelah pemilihan, yakni pada 19 April 2019.

Kali ini tiga kotak suara beserta surat suara dan dokumen lainnya yang mengalami pembakaran.

Namun, meskipun terbakar, Ketua KPU Provinsi Maluku Syamsul Rifan Kubangun menyatakan tidak akan diadakan pemungutan suara ulang (PSU).

"Proses rekapitulasinya berjalan menggunakan salinan C1 yang sudah kami pegang dan juga oleh pengawas TPS. Peserta pemilu dan saksi juga sudah pegang jadi tidak ada PSU di sana," kata Rifan.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoriat, menyebut terduga pelaku adalah caleg dari PDIP yang merasa dicurangi dan tidak puas dengan hasil yang didapat.

Masih berdasarkan dugaan kepolisian, pelaku melakukan aksinya tidak sendiri.

"Kami sudah mengidentifikasi para pelakunya dan jumlah pelaku lebih dari satu orang karena saat aksi pembakaran itu dia (caleg) datang dengan massa pendukung," kata Roem.

Pembakaran di Papua

Peristiwa pembakaran kotak suara dan kertas suara di Papua dibenarkan oleh Komisioner KPU Ilham Saputra.

Dia mendapat konfirmasi dari KPU Papua yang berasal dari KPU Puncak Jaya.

"Saya sudah konfirmasi ke Ketua KPU Papua. Kejadian terjadi kemarin tanggal 23 April 2019, di Distrik Tingginambut," kata Ilham.

Investigasi masih dilakukan untuk mengetahui siapa pelaku pembakaran dan berapa kotak dan surat suara yang terbakar.

"Demikian keterangan untuk sementara. Kami masih menunggu informasi lanjutan dari KPU Puncak Jaya," ucap Ilham.

Sebelumnya, pembakaran ini direkam oleh seorang warga. Video hasil rekamannya tersebar luas di media sosial.

Si Perekam menyebut pembakaran ini dilatarbelakangi rasa kecewa warga yang hanya mendapat satu surat suara legislatif.

Mereka tidak mendapat surat suara untuk pilpres.

Pesisir Selatan, Sumatera Barat

Berbeda dengan kasus kotak suara terbakar di daerah lainnya, kotak suara yang terbakar di Pesisir Selatan, Sumatera Barat ini diakibatkan kebakaran yang menimpa gudang logistik Kecamatan Koto XI Tarusan.

Kebakaran ini terjadi pada Senin (22/4/2019) dan menghanguskan 19 kotak suara.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pesisir Selatan Medo Patria, menjelaskan rincian kotak suara yang hangus terbakar itu.

"Ada 19 kotak suara yang diperkirakan hangus terbakar dari 5 TPS, yakni Nagari Kapuh, Koto XI Tarusan," kata Medo.

Dalam gudang tersebut, tersimpan 785 kotak suara dengan kurang lebih 36.000 surat suara di dalamnya.

Namun, Medo bersyukur karna kesigapan warga sekitar memadamkan api, banyak logistik yang masih bisa diselamatkan.

"Selain ada yang dibungkus dalam plastik, juga ada surat suara yang basah tersiram air. Kita masih belum menghitungnya,” ujarnya.

Polisi kawal kotak suara di Pamekasan

Di Jawa Timur, pergeseran kotak suara dari tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) ke Gudang Logsitik KPU Pamekasan dikawal ketat personel gabungan TNI dan Polri, Rabu (22/4/2019).

Para personel TNI dan Polri tersebut bersenjata lengkap.

Komandan Kodim 0826 Pamekasan, Letkok Inf M. Effendi mengatakan, TNI-Polri khususnya di wilayah Kabupaten Pamekasan akan terus melakukan pengamanan sampai tahapan pemilu 2019 di Kabupaten Pamekasan selesai.

"Penjagaan akan tetap kami lakukan baik ditingkat PPK dan juga di Gudang Logistik KPU hingga proses tahapan Pemilu 2019 usai," kata Letkol Inf Effendi kepada TribunMadura.com (grup SURYA.co.id).

Lebih lanjut, Letkol Inf Effendi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung untuk terselenggaranya Pemilu 2019 di Pamekasan yang berlangsung aman dan kondusif.

"Terima kasih kepada masyarakat dan semua elemen atas partisipasi dan dukungan dalam pemilu 2019 sehingga pelaksanaannya sampai sekarang berjalan tertib dan aman," pungkasnya.

Timses Ditagih Caleg

Sementara itu, Mursyid (34), seorang tim sukses calon legislatif DPRD Kabupaten Cirebon Jawa Barat depresi karena tak mampu menghasilkan banyak suara untuk caleg-nya.

Mursyid pun harus menjalani terapi untuk menghilangkan depresi akibat ditekan oleh caleg yang diusungnya.

Ironisnya, caleg yang membuat Mursyid depresi tak lain adik kandungnya sendiri bernama Khearudin (35).

Mursyid yang tinggal di Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon mengaku tak kuat karena terus ditagih sang caleg mengenai hasil perolehan suara yang di luar prediksi.

Khaerudin mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kabupaten Cirebon dengan nomor urut enam dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Dia mewakili daerah pemilihan tujuh yang meliputi enam kecamatan antara lain: Kecamatan Astanajapura, Beber, Greged, Mundu, Sedong dan Susukan Lebak.

“Saya tim sukses ring satu untuk Caleg PAN Nomor 6 Dapil 7, namanya Khaerudin. Dia adik kandung saya,” kata Mursyid kepada sejumlah media.

Dia hanya mendapatkan 567 suara dari jumlah suara yang ditargetkan sebanyak 3000 suara.

Anak kedua dari pasangan Basyir (alm) dan Aminah ini menceritakan, tekanan itu diduga terjadi setelah Kherudin memberikan sejumlah nominal uang dan 3000 butir telur dalam dua buah mobil boks kepada Mursyid.

“Sekarang kalau orang silaturahim enggak ngasih-ngasih kan enggak enak. Udah ngeganggu waktunya, enggak enak kalo enggak ngasih."

"Saya bilang, ini sih titipan telur dari adik saya, sodakoh aja, doa dan dukungan pilih adik saya ya,” kata Mursyid kepada Kompas.com mengingat kata-kata saat dia mengampanyekan adiknya.

Mursyid meyakinkan bahwa dirinya sudah kerja keras siang dan malam menyosialisasikan adiknya dari rumah ke rumah.

Dia memberikan satu bungkus paket berisi empat butir telur untuk satu orang pemilih.

Namun, saat proses penghitungan suara, Khaerudin mulai menanyakan perolehan hasil suaranya.

Mursyid berulangkali ditelepon dan ditagih suara yang pernah ditargetkan.

Kenyataannya jauh, suara di Desa Penpen untuk Khaerudin hanya 567 dari 3000 suara yang ditargetkan.

Akhirnya, Mursyid merasa kecewa pada diri sendiri karena tidak dapat memenuhi target.

Dia juga kesal dengan warga yang sudah dia beri sesuatu namun hasilnya tidak sesuai harapan.

Mursyid mengaku hubungan saudara adik kakak pun sempat merenggang karena masalah ini.

Terapi depresi di Padepokan Anti Galau Albushtomi

Pantauan Kompas.com (jaringan SURYA.co.id), Mursyid mendatangi Padepokan Anti Galau Albushtomi pada Selasa petang.

Dia langsung berbincang dengan Ustaz Ujang Bushtomi, pemilik padepokan.

Dia menyampaikan apa yang sedang dialaminya hingga berulang kali merasa kecewa terhadap diri sendiri dan mudah marah.

Sekitar pukul 19.30 WIB, Ustaz Ujang Bustomi bersama tim padepokan anti galau membawa Mursyid ke Waduk Setupatok.

Mereka langsung memandikan Mursyid sambil melakukan serangkaian ritual.

Ustaz Ujang Bushtomi menyampaikan, depresi pascapemilu tidak hanya menyerang caleg, melainkan juga tim suksesnya.

Hingga Selasa malam, sudah ada enam caleg dan sepuluh orang tim sukses yang berkunjung ke padepokannya.

Ujang menjelaskan, tim sukses caleg yang depresi berasal dari rasa tertekan.

Caleg terus menagih dan meminta pertanggungjawaban perolehan suara yang tidak mencapai target.

Bahkan, tidak sedikit para caleg yang meminta uang dikembalikan karena jumlah perolehan suara kecil.

“ Tim sukses juga mungkin sudah maksimal berkerja, tapi terus ditekan (caleg), bahkan meminta uangnya kembali. Tim sukses itu yang terjadi stres seperti itu,” kata Ujang di lokasi.

Menghadapi tim sukses depresi, Ujang terus melakukan pendekatan.

Dia juga melakukan terapi dan ritual untuk membuat diri tim sukses merasa lebih tenang.

Dia mendorong agar tim sukses dan juga caleg mengikhlaskan apa yang telah dikeluarkan.

“Jika kita sedekahkan, tidak ada iming-iming lain yang diharapkan. Harus ikhlas. Terapi yang dilakukan bertujuan agar semua aura negatif hilang, agar jiwa dan pikiran tenang dan searah,” tutup Ujang.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini