Manggis mengatakan, istrinya sempat berpesan agar jika ia meninggal langsung saja dilakukan pengabenan dengan cara dibakar (makingsan di geni).
"Sempat ia berpesan sekitar 10 tahun lalu, agar jika dirinya meninggal langsung saja dibakar," tandasnya.
Kapolsek Marga, AKP I Gusti Made Sudarma menjelaskan korban diduga terpeleset saat mencari air minum di Beji Pura Anyar.
Terlebih lagi di beji tersebut kondisinya licin dan jarak dengan sungai dekat.
"Ada dugaan terpeleset, itu dikuatkan di telapak tengah tangan korban ada luka kemungkinan saat terpeleset sempat menahan di batu karang, langsung tercebur ke sungai dan tenggelam. Dan menurut keluarga korban tidak bisa berenang," ungkapnya.
Sudarma menambahkan, korban yang tinggal di Banjar Lebah Pangkung, Kecamatan Mengwi, Badung ini sudah sering mencari air minum di beji tersebut.
Sehari-hari dia ikut suami yang bekerja menjadi tukang ukir.
Pasangan suami istri asal Karangasem ini bekerja sebagai tukang ukir di perusahaan milik I Wayan Darma, warga Banjar Pekandelan, Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga.
Jarak dari tempat bekerja ke beji tersebut sekitar 200 meter.
"Peristiwa ini murni karena musibah dan korban tidak memiliki sakit apapun. Keluarga tidak mau dilakukan autopsi. Setelah pemeriksaan luar oleh petugas medis dan inafis jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Karangasem menggunakan mobil ambulans RSUD Tabanan," jelas AKP Sudarma.
Di sisi lain, warga setempat mempercayai kawasan Pura Anyar dikenal angker.
Pada tahun 2017 seorang pria jatuh ke jurang pada malam hari.
Dia ditemukan keesokan hari dalam kondisi patah tulang.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kronologi Wayan Sasih Tewas Tenggelam di Sungai, Warga Sebut Kawasan Beji Pura Anyar Angker