TRIBUNNEWS.COM, SIAK - Kerusuhan yang terjadi di Rutan Kelas IIB Siak, Sabtu (1/5/2019) dini hari menyedot perhatian warga kabupaten Siak.
Banyaknya informasi simpang siur beredar membuat masyarakat Siak khawatir bila terjadi tindak kriminal lain.
Namun, kronologis kejadian miris itu hanya diduga karena ada petugas Rutan main tangan ke warga binaan.
Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jailani yang hadir dari awal kejadian di Rutan itu sehingga menjadi korban penembakan beebagi cerita dengan media.
Pada pukul 21.00 WIB, petugas Rutan mencurigai ada narkoba berupa sabu-sabu masuk ke dalam Rutan.
Petugas meminta bantuan Polres Siak untuk melakukan penyelidikan.
"Kita dapat info ada yang mendistribusikan Narkoba dari luar, inisial T dan TN. Untuk mengecek kebenaran itu kita turunkan anggota," kata AKP Jailani saat dirawat di RSUD Siak.
Pihaknya melakukan penyelidikan sampai menemukan barang bukti di tahanan perempuan.
Polisi melakukan pengembangan, ternyata berkaitan dengan 3 narapidana laki-laki. Pihak kepolisian memeriksa ketiga pria di kamar tahanannya.
"Pemeriksaan selesai sampai pukul 01.00 dini hari. Kemudian kami berjalan ke luar," kata AKP Jailani.
Sesampai di luar terjadi keributan. AKP Jailani dan timnya mendengar teriakan-teriakan awalnya.
Ternyata petugas Rutan membawa ketiga pelaku ke pos penjagaan bagian dalam. Di sana diduga terjadi kekerasan.
Narapidana lain terdengar berteriak-teriak melarang tindakan kekerasan.
Situasi di dalam Rutan semakin heboh. Pada pukul 02.00 WIB, narapidana berhasil membobol pintu satu ruangan.
Mereka membantu membobol pintu-pintu yang lain, sehingga seluruh Narapidana berhasil keluar.
Baca: BREAKING NEWS: Kerusuhan di Rutan Siak Riau Jelang Sahur, Seorang Polisi Dikabarkan Tertembak
"Saya menelepon pimpinan agar membantu menurunkan personel. Saat itu saya sudah mendengar letusan senjata api di dalam," kata dia.
Pihaknya juga meminta bantuan Damkar Siak. Beberapa mobil Damkar tiba di kompleks Rutan.
Narapidana yang mengamuk melemparkan batu-batu dari dalam arah keluar.
Akibatnya ditembakkan gas air mata ke bagian dalam. Narapidana semakin bersorak.
Saat dia memimpin pasukan untuk menjinakkan narapidana yang mengamuk, sudah terjadi pembakaran di sisi kanan depan Rutan.
Diduga narapidana mengambil senjata petugas Rutan lalu menembakkan ke arah AKP Jailani di loby depan. Sehingga selongsong proyektil menembus lengannya.
"Situasi semakin kacau sedangkan saya diselamatkan anggota ke rumah sakit," kata dia.
Sekitar pukul 03.00 WIB api membesar di bagian kantin dan masjid Rutan.
Dengan cepat api merambat ke bagian atap dan ruangan kantor. Situasi semakin tak terkendali.
Napi Sering Dipukuli
Pukul 04.00 WIB petugas Damkar berhasil memadamkam api.
Sementara itu, seratusan Narapidana membobol pagar belakang dan mencoba kabur. Banyak di antara mereka yang kembali menyerahkan diri.
Saat itu, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo dan Kakanwil Kemenkum HAM sudah tiba di TKP.
Sebanyak 2 pleton Brimob dan dibantu personel Polres Siak berhasil mengamankan situasi.
Pada pukul 05.00 WIB, bangunan Rutan bagian depan ludes terbakar. Sebanyak 495 narapidana tetap bertahan di dalam Rutan.
Baca: VIDEO - Kerusuhan dan Kebakaran Rutan Siak, Kapolda Riau Tinjau Lokasi Kejadian
Pukul 06.00 WIB, warga sekitar Rutan berdatangan menyaksikan pendinginan dan evakuasi petugas Rutan.
Pukul 07.00 WIB hingga siang petugas Rutan dan dibantu personel Kanwil Kemenkum HAM mendata para tahanan dan warga binaan.
Sekitar pukul 17.00 WIB didatangkan bus pariwisata untuk mengevakuasi para tahanan. Rutan Siak dipastikan sudah dikosongkan sebelum malam tiba.
Narapidana yang masih bertahan di dalam Rutan berhasil diwawancarai Tribun, pasca-kerusuhan.
Pengakuan Narapidana mengaku bernama Wahid, sipir mengeluarkan 3 tahanan lalu dibawa ke pos jaga di depan ruangan Mapenaling.
Ketiga tahanan itu ditelanjangi dan dipukuli.
"Kami teriak, jangan pukuli, jangan pukuli. Bagaimanapun kami ini senasib di sini. Kami tak terima teman kami dipukuli. Ini sudah sering terjadi kami diberlakukan seperti binatang," kata dia.
Karena hal tersebut, Wahid mengaku semua warga binaan mengamuk dan berhasil menguasai Rutan. Petugas lari terbirit-birit ke luar.
"Ini sudah puncaknya Bang. Kami sering dipukuli, diperas melalui Napi lain dan kami sudah sakit hati," kata dia.
Wahid dan kawan-kawannya mengakui kalau Kepala Rutan Gatot Suariyoko sangat baik.
Hanya saja ada pihak keamanan dan petugas lain yang selalu memperlakukan tahan secara kejam.
"Kalau Pak Gatot justru baik, menyuruh kami taat beragama. Anak buahnya yang jahat Bang, sering kali memukuli kami," kata dia.
Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo langsung turun ke Rutan Kelas IIB Siak Sri Indrapura, Sabtu (11/5/2019) dini hari.
Baca: Sebelum Tewas Dimutilasi, Vera Kerap Merasa Ketakutan Atas Sikap Temperamen Sang Pacar
Ia menurunkan 2 pleton personel Satbrimobda Polda Riau serta seluruh personel Polres Siak untuk mengendalikan situasi saat terjadi kerusuhan.
Saat ditemui Tribun di TKP, Irjen Widodo Eko Prihastopo menceritakan kronologis kejadian.
Berawal dari peristiwa ditemukannya warga binaan melakukan penyalahgunaan Narkoba, Jumat (10/5/2019) pukul 21.00 WIB.
Petugas Rutan melapor ke Polres Siak sehingga turun tim penyidik. Dilakukan pemeriksaan kepada warga binaan yang bersangkutan.
"Setelah anggota Polres Siak pulang, terjadi keributan, yang disinyalir dari petugas Rutan yang main kasar kepada warga binaan itu," kata dia.
Warga binaan lainnya yang melihat kejadian itu tidak terima. Akibatnya terjadi kerusuhan sehingga Rutan dikuasai warga binaan.
Disinyalir bangunan dibakar oleh warga binaan saat kerusuhan itu.
"Masih ada 34 warga binaan yang kabur, kemudian 1 pucuk senjata jenis shootgun milik petugas Rutan hilang. Diduga dibawa kabur warga binaan," kata dia.
Ia memastikan, tidak ada jenis peluru tajam di Rutan Siak.
Selain itu, ia memastikan tidak ada korban jiwa yang berjatuhan dalam peristiwa itu. Baik dari warga binaan maupun dari petugas atau kepolisian.
"Seorang anggota Polisi yang kena tembak bukan dengan peluru tajam. Lengannya terkena sedikit dengan peluru karet, sudah aman tidak ada masalah dengan hal itu," kata dia.
Peluru yang menyasar ke bagian lengan anggota Polri, AKP Jailani diduga ditembakkan oleh warga binaan.
Pihaknya akan terus melakukan penyelidikan atas perkara tersebut. Hanya saja dia meminta agar semua pihak dapat mengambil hikmah dari kejadian itu.
"Yang pasti dalam peristiwa ini kita bisa ambil hikmah, yang pertama over kapasitas, harusnya 125 dihuni oleh 648 orang, itupun kebanyakan perkara Narkoba," kata dia.
Ia menambahkan, proses evakuasi dilaksanakan dengan pengamanan ketat. Seluruh Napi diborgol dan dikawal ke Rutan tempat penampungan.
Sementara itu, Tribun mendapat informasi tentang jumlah senjata api yang dibawa kabur narapidana.
Jenis Glog 3 pucuk, namun 2 pucuk sudah diamankan. Senjata jenis ini hilang hanya 1 pucuk.
Jenis Shootgun sebanyak 6 pucuk, 5 sudah ditemukan kembali. Juga hilang sebanyak 1 pucuk. (Tribunsiak.com/mayonal putra)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul UPDATE Dua Senjata Api Masih Hilang, Ini Kronologi Lengkap Kerususahan di Rutan Kelas II B Siak Riau