News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Setahun Serangan Bom di Surabaya: Briptu Muafan Kira Badannya yang Hancur, Ternyata Darah Tersangka

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah pelaku peledakan bom Mapolrestabes Surabaya yang berada di Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, dijaga ketat sejumlah lapisan pengamanan, Selasa (15/5/2018). TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Briptu Ahmad Muaffan Alaufa, korban terluka akibat mengadang motor pelaku hingga terkena serpihan ledakan bom yang terjadi di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) tepat setahun lalu.

Muaffan terluka di bagian kepala, gigi dan telinga akibat ledakan bom dari para pelaku berkendara motor yang akan masuk ke Polrestabes Surabaya.

Dalam hitungan detik, Muaffan yang berada di depan motor pelaku terpental.

"Teman-teman saya menganggap saya sudah tidak ada, tidak selamat saat itu (meninggal) soalnya saya sudah tidak ada gerakan saat itu," kata Muaffan.

Polisi asal Blitar itu sempat tak sadarkan diri setelah mengadang motor pelaku.

Tubuhnya jatuh di antara motor dan jenazah pelaku yang tewas saat ledakan.

"Saya bingung waktu saya sadar beberapa menit. Saya ingatnya berdiri tapi kok tergeletak dan banyak darah," kata Muaffan saat ditemui di Satuan Tahti Polrestabes Surabaya, Sabtu (11/5/2019).

Jenazah teroris bom di Surabaya (TribunJatim.com/Fatkhul Alamy)

Polisi yang berdinas selama tiga tahun di Polrestabes Surabaya ini mengaku, kembali tak sadar diri saat dibopong beberapa anggota polisi untuk dievakuasi ke ambulance.

"Saya sadar di ambulance. Saya sempat bingung lagi, kok badan saya penuh darah, penuh serpihan daging. Di depan saya ada AS, saat itu saya belum sadar kalau itu anak tersangka yang selamat. Dia merengek nangis di depan saya," kata Affan.

"Saya pikir badan saya yang hancur, penuh darah. Ternyata itu darah tersangka," kata Affan.

Muaffan mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.

Dia mendapat pengobatan luka-luka dan pemulihan kondisi traumatik dari ledakan bom Surabaya.

"Gigi depan saya dua hancur, kepala bagian belakang dapat empat jahitan. Gendang telinga saya pecah dan telinga sebelah kiri bengkak" kata Affan.

Yesaya, satpam gereja yang menjadi korban bom bunuh diri di Surabaya. (Kolase TribunnewsBogor.com)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini