Selain karena sifatnya, Bachtiar yang lebih akrab disapa om Alang tersebut memang menjadi pelatih dan guru bagi anak-anak sekitar mulai dari karate dan mengaji.
Saat TribunJakarta menyambangi rumah korban pun banyak anak kecil yang histeris sambil menyebutkan nama Alang alias Bachtiar.
"Yang bunuh om Alang Jahat, yang bunuh om Alang jahat," kompak anak kecil berteriak dekat rumah duka di Batuceper, Tangerang.
Menurut Lela uwa dari korban mengatakan, rumah keponakannya tersebut sering digandrungi bocah-bocah setiap sorenya hanya untuk sekedar bermain.
"Anak-anak tuh cinta banget sama dia (Bachtiar). Soalnya paling mengayomi, dari guru karate sama palang pintu kan dia. Anak-anak suka diajak latihan. Setiap sore tuh rame ngeriung di rumahnya," tutur Lela di rumah duka.
6. Meninggal setelah peluru bersarang di dadanya
Bachtiar tutup usia setelah sebuah peluru bersarang di dadanya saat sedang beristirahat di bilangan Jakarta Barat.
Kala itu, dia bersama kedua temannya Yogi dan Rizki sedang mengistirahatkan raganya yang lelah karena perjalanan dan mengikuti aksi.
Menurut, ketua RT setempat sekaligus paman korban, Haji Usman Sanusi, tiba-tiba saja mereka dihampiri petugas.
Pasalnya, petugas mencoba memukul mundur para demonstran sambil menarik pelatuk dan pelor mengenai bagian vital Bachtiar.
"Kalau Rizki dan Yoga itu kena lengannya, yang satu patah tulang sama peluru nyerempet tangan kanannya saja," ucap Usman.
Usman pun menyayangkan perilaku petugas yang diduga menyerang rakyat kecil yang tidak berdaya seperti ponakannya.
"Dia datang gak bawa apa-apa loh, tangan kosong! Ya saya mau keadilan saja, kan polisi seharusnya jadi penengah saat ini," tutur Usman.
Kabar duka itu dari kota seribu industri tersebut terdengan sampai ke telinga Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga memberikan karangan buka berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan.