TRIBUNKALTIM.CO - Masjid Jami Nurul Ibadah di Desa Pasir Belengkong, Kecamatan Pasir Belengkong merupakan masjid tertua di Kabupaten Paser.
Berdiri sejak tahun 1851, Masjid Jami Nurul Ibadah sekarang sudah berusia 168 tahun.
Keberadaan Masjid Jami Nurul Ibadah ini, selain sebagai bukti perkembangan syiar Islam di Bumi Daya Taka, juga merupakan bagian situs Cagar Budaya Nasional, yakni Keraton Kesultanan Sadurengas atau lebih dikenal dengan Museum Sadurengas.
Keraton dan masjid menurut Kaum (Marbot) Masjid Jami Nurul Ibadah Bahrudin dibangun pada tahun yang sama.
"Itu bisa kita lihat tahun berapa masjid ini dibangun," kata Bahrudin sambil menunjuk pada jam digital yang menempel di dinding masjid.
Bahrudin mengaku lahir dan dibesarkan di Desa Pasir Belengkong. Sempat bekerja di Tanah Grogot, di usia 50 tahun, namun ia kembali ke Pasir Belengkong.
"Saya menetap di sini lagi, sudah ada 10 tahun. Dulu, waktu saya kecil salatnya di masjid ini," ucap pria kelahiran 1959 ini.
Sekitar tahun 1969, lanjut Bahrudin, belum ada energi listrik PLN. Apalagi pengeras suara dan sound system seperti sekarang, sehingga muadzin harus mengumandangkan azan di menara masjid agar panggilan waktu salat berjamaah terdengar warga sekitar.
Tanpa diminta Bahrudin kembali menunjukkan anak tangga menuju menara masjid yang berbentuk spiral melingkari tiang utama Masjid Jami Nurul Ibadah.
"Itu tangga menuju menara masjid, di atas sana dia (muadzin) azannya," ucapnya.
Karena belum ada aliran lisrik PLN, Masjid Jami Nurul Ibadah hanya diterangi lampu strongkeng. Itu masih mending, tadinya pakai lampu pelita tanpa semprong.
"Yang pakai lampu pelita itu juga saya alami, cuma waktu itu sudah ada jam atau menunjukan waktu," ungkapnya.