"Donasi banyak mengalir untuk biaya perawatan korban. Kemarin setelah saya pulang, banyak orang berdatangan dari Ponorogo dan Madiun.
Mereka simpati karena orangtua korban termasuk golongan tak mampu. Bapak dan ibunya pekerjaan sebagai serabutan buruh tani," ujar Jumeno.
Kejadian nahas yang menimpa Arif bermula saat Sulati, ibunda korban sementara memasak air di dapur. Pada saat bersamaan, Arif berjalan di sekitar dapur.
"Saat itu, Arif berjalan mundur lalu terpeleset hingga air panas yang berada di dalam panci jatuh menumpahi badannya," kata Jumeno.
Saat dibawa ke rumah sakit, keluarganya angkat tangan persoalan biaya lantaran korban harus dioperasi.
Penggalangan dana dilakukan sukarela setelah khabar korban tersiram air mendidih viral di media sosial. (Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balita di Ponorogo Tersiram di Air Mendidih Viral di Media Sosial",