Pelaku bom bunuh diri di Pospam Tugu Kartasura, Rofik Asharuddin batal melanjutkan kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta karena makul Pancasila.
TRIBUNNEWS.COM - Pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura, Sukoharjo, Rofik Asharuddin (RA) ternyata sempat mendaftar di PTN Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan diterima.
Namun, pelaku tidak melanjutkan studi alias tidak melanjutkan untuk berkuliah di IAIN Surakarta.
"Memang sempat diterima, itu tahun 2016 tapi tidak sampai kuliah," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta, Dr Syamsul Bakri, kepada TribunSolo.com, Selasa (4/6/2019) siang.
Baca: Pasca Bom Bunuh Diri Kartasura, Polrestabes Surabaya Tingkatkan Pengamanan Pos Polisi & Ruang Publik
Baca: Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura, Profesi Hingga Kondisi yang Masih Hidup
"Dia saat itu memang sengaja tidak masuk dan tidak sampai Ospek juga," lanjut Syamsul.
Syamsul lantas menambahkan, jika pelaku tidak mau melanjutkan studi karena ada mata kuliah Pancasila.
"Dia tidak mau karena ada mata kuliah Pendidikan Pancasila di IAIN, dirinya juga belum tercatat di daftar kelas," katanya.
Karena belum masuk sebagai mahasiswa alhasil pelaku tidak mendapatkan Kartu Rencana Studi (KRS).
Baca: Begini Kronologi Peristiwa Bom Bunuh Diri di Sukoharjo
Baca: Tolak Mata Kuliah Pancasila, Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Batal Masuk IAIN Surakarta
Syamsul sendiri mendapatkan info mengenai pelaku dari alumni MAN 2 Surakarta tempat pelaku pernah bersekolah.
"Saya dapat info pelaku tidak mau masuk kuliah karena mata kuliah itu dari teman-temannya sesama alumni MAN 2 Surakarta," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku yakni Rofik Asharuddin (RA) melakukan serangan bom bunuh diri di Pospam Tugu Kartasura pada Senin (3/6/2019) malam.
Pelaku yang saat ini masih hidup dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Semarang, untuk mendapatkan perawatan medis dan pemeriksaan.
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri Tidak Berpamitan dan Gunakan Motor ke Pos Pam Tugu Kartasura
Baca: Polri Sebut Pelaku Bom Diri Sukoharjo Gunakan Bom Pinggang bersifat Low Explosive
Terpapar Paham Radikal
Pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6/2019) malam, disebutkan merupakan amatir.
"Dari hasil pemeriksaan sementara dan analisa tim Densus, pelaku amatir," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).
Dedi menuturkan, polisi belum menemukan rekam jejak aksi pelaku yang berinisial RA (22) tersebut.
"Kemudian juga rekam jejaknya di kelompok belum terlihat, rekam jejak aksinya juga boleh dikatakan belum terbaca," ungkapnya.
Baca: Bom Bunuh Diri Kartasura, Polda Jatim Perketat Keamanan Tempat Publik hingga Lokasi Perayaan Lebaran
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri Sukoharjo Berusia 22 Tahun, Bekerja sebagai Penjual Gorengan
Menurut pihak kepolisian, pelaku telah terpapar paham radikal.
Namun, Dedi mengungkapkan bahwa RA merupakan lone wolf atau bertindak sendiri.
Polisi, katanya, belum menemukan indikasi RA tergabung dalam jaringan kelompok teroris manapun.
"Belum ada indikasi keterkaitan yang bersangkutan menyangkut masalah yang bersangkutan ikut dalam suatu jaringan, baik JAD Jawa Tengah, maupun dari kelompok yang lain lain," tutur Dedi.
Baca: Tolak Mata Kuliah Pancasila, Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Batal Masuk IAIN Surakarta
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri Tidak Berpamitan dan Gunakan Motor ke Pos Pam Tugu Kartasura
Sebelumnya, ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di pos polisi Tugu Kartasura milik Polres Sukoharjo, Senin (3/6/2019) pukul 23.00 WIB.
Seorang pria yang diduga pelaku bom bunuh diri mengalami luka parah di lokasi dan telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Selain pelaku, tidak ada korban lainnya.
(TribunSolo.comEka Fitriani/Devina Halim)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Pelaku Bom Bunuh Diri di Kartasura Batal Masuk IAIN Surakarta karena Tolak Mata Kuliah Pancasila