News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Selama Lebaran Dilaporkan Sembilan Orang Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Aceh

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

L300 yang ditumpangi rombongan siswa Diktukbareg Rindam IM dari Agara tujuan Banda Aceh, terjun ke jurang di Ise-ise, Galus, Sabtu (8/6/2019) pukul 04.30 WIB

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Sembilan nyawa melayang dan tidak kurang dari belasan orang mengalami luka berat akibat kecelakaan lalu lintas di berbagai wilayah Aceh sejak hari pertama Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, Rabu (5/6/2019).

Dari rentetan insiden tersebut, dua kasus di antaranya tergolong tragis yaitu jatuhnya mobil penumpang ke jurang Gunung Geurutee, Aceh Jaya dan kawasan Ise-ise, Gayo Lues (Galus).

Dari Calang dilaporkan, mobil pikap Suzuki Cary BL 8332 W berpenumpang 19 orang termasuk sopir, terjun ke jurang Gunung Geurutee, Km 65 Jalan Banda Aceh-Calang, kawasan Desa Babah Ie, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, Kamis (6/6) sekitar pukul 11.00 WIB.

Akibatnya, tiga orang meninggal dunia, 15 orang luka-luka, dan satu orang selamat.

Korban yang meninggal dunia yaitu Cut Meran, Nurbismi (42), dan Badriah. Ketiganya adalah warga Desa Ujong Sudheun, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya.

Sementara korban yang mengalami luka-luka adalah sopir bernama Anzarmi (50), Faridah, dan Dahliani (29). Ketiganya merupakan warga Gampong Krueng Tunong, Kecamatan Jaya. Selanjutnya, Suraini (41), Nurpidatul Rahmi (18), Darmawati, Riskiy, Mutiara, Hawiyah, Khairul, Ati, Ismail, Siti Sarah, Mardiana, dan Aini Jamrah, dan Mitahul Janah, yang kesemuanya warga Ujong Sudheun.

Baca: Dibandingkan Tahun Lalu, Angka Kecelakaan Lalu Lintas Saat Lebaran Kali Ini Menurun

Kasat Lantas Polres Aceh Jaya, Iptu Iswandi, kepada Serambi, kemarin, mengatakan, penumpang mobil itu dominan anak-anak dan perempuan. Mereka sepertinya mau pergi berlebaran.

Menurut Iswandi, mobil yang disopiri Anzarmi melaju dari arah Calang menuju Banda Aceh.

Sesampai di lokasi tikungan tersebut, sopir tak bisa mengendalikan mobil yang melebihi kapasitas itu.

Akibatnya, mobil tersebut terjung ke jurang dengan kedalaman sekitar kurang 50 meter.

“Itu kan memang kawasan gunung. Kalau dari arah laju mobil sisi kiri itu dinding Gunung Geuretee dan sisi kanan jurang berbatas laut,” jelas Iswandi. Ia mengimbau warga untuk selalu berhati-hati saat melintas di kawasan pegunungan tersebut, karena memang sering terjadi kecelakaan.

“Kami juga mengimbau pengguna jalan untuk waspada dan berhati-hati terhadap longsoran batu ketika melintas saat hujan turun,” pungkasnya.

Sementara Komandan Pemadam Kebakaran Kecamatan Jaya, Yanis, kemarin, menyebutkan, sembilan dari 15 korban luka hingga kini masih dirawat di RSUZA Banda Aceh, sedangkan sisanya dirawat di Aceh Jaya.

Baca: Terungkap Permintaan Khusus Soekarno Soal Lokasi Makamnya, Pilih Blitar Sesuai Keputusan Soeharto?

Insiden yang sama juga terjadi di Gayo Lues (Galus). Mobil minibus L300 yang ditumpangi rombongan siswa Diktukbareg Rindam IM asal Satuan Kodim 0108/Aceh Tenggara (Agara) tujuan Banda Aceh, terjun ke jurang di kawasan Ise-ise, Kecamatan Pantan Cuaca, Galus, Sabtu (8/6) sekitar pukul 04.30 WIB.

Informasi yang diperoleh Serambi dari berbagai sumber dan RSUD Galus, mobil BL 1346 BZ membawa 11 penumpang yang terdiri atas delapan bintara TNI berpangkat Kopda dan tiga sipil.

Akibat kecelakaan tunggal tersebut, satu orang yaitu Kopda Sudirman Bangko, meninggal dunia setelah terjepit di depan.

Sementara 10 korban lainnya yang mengalami luka parah dievakuasi ke RSUD Galus untuk mendapat pertolongan medis.

Kapolres Galus, AKBP Eka Surahman, melalui Kasat Lantas AKP Handoko, kepada Serambi, Sabtu (8/6), menyebutkan, delapan anggota TNI yang menumpang mobil tersebut yakni Kopda Sudirman Bangko (meninggal dunia di lokasi kejadian), serta Kopda Iwan S Sianturi, Yuliardo S, Muazin, Richardo, Rudi Hartono, Sari Rapid, dan Kopda Suhendri, mengalami luka parah (kritis).

Baca: Depresi karena Anaknya Meninggal Kecelakaan, Saliman Gantung Diri

Sedangkan tiga warga sipil merupakan sopir dan kernetnya yaitu Yaumul Kidam, Adam Saat, dan Tarmizi, juga dilaporkan kritis.

“Korban sudah dievakuasi ke RSUD Galus dan kita sudah berkoordinasi dengan Kodim 0113/Galus,” ujarnya.

Aceh Utara
Kecelakaan lalu lintas di jalan Banda Aceh-Medan, kawasan Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, dalam tiga hari terakhir juga menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Kedua korban tersebut adalah Ishak (46), pengendera becak motor Supra Fit BL 5802 QI asal Desa Meunasah Reudeup, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, dan Asriati Ali (60), Ibu Rumah tangga (IRT) asal Desa Matang Raya Blang Sialet, Kecamatan Baktya Barat, Aceh Utara.

Kapolres Aceh Utara AKBP Ian Rizkian Milyardin, melalui Kasat Lantas Iptu Sandy Titah Nugraha, kepada Serambi kemarin menyebutkan, kecelakaan pertama terjadi pada Rabu (5/6), sekitar pukul 03.50 WIB.

Baca: Menikmati Keindagan Pantai Ujung Teluk Nibung di Aceh Singkil

Saat itu Ishak yang memboncengi Nursiah (33), IRT asal Desa Meunasah Trieng Kecamatan Lhoksukon, dengan becak motornya dari arah Medan menuju Banda Aceh.

Sesampai di lokasi kejadian, kawasan Lang Nibong Kecamatan Baktiya Barat, tiba-tiba dari arah yang sama melaju Bus The Royal BL 7381 AA dengan kecepatan tinggi langsung menabrak bagian belakang becak motor tersebut.

Akibatnya, Ishak terpental ke badan jalan dan kemudian digilas bus tersebut. Karena itu, korban tewas seketika.

“Setelah kejadian, sopir bus tersebut langsung melarikan diri. Sehingga sampai sekarang belum diketahui identitasnya,” ujar Kasat Lantas.

Sementara kecelakaan kedua terjadi pada Jumat (7/6) sekitar pukul 19.00 WIB antara sepeda motor (sepmor) Honda Supra X BL 4489 DAD kontra sepmor Honda Scoopy tanpa pelat.

Menurut Iptu Sandy Titah Nugraha, kejadian itu berawal ketika Scoopy yang dikendarai Zulfikar (20), warga Kecamatan Gandapura, Bireuen, melaju dari arah Medan menuju Banda Aceh, dengan kecepatan tinggi.

Sesampai di lokasi kejadian, tiba-tiba di depan menyeberang Honda Supra yang dikendarai Hj Asriadi dari kiri ke kanan.

“Karena jaraknya sangat dekat dan tidak bisa menghindar, sehingga kedua sepmor tersebut bertabrakan,” kata Iptu Sandy. Akibat kejadian tersebut, Asriati tewas. Sedangkan Zulfikar tidak mengalami luka. Kasus tersebut sudah ditangani polisi untuk proses selanjutnya.

Aceh Timur
Kecelakaan lalu lintas di Jalan Banda Aceh-Medan, kawasan Gampong Leuge, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, Rabu (5/6) pukul 15.30 WIB, juga menyebabkan seorang meninggal dunia dengan dua lainnya mengalami luka berat. Sepmor yang terlibat tabrakan tersebut adalah Honda Sonic BL 6650 NY yang dikendarai Zulfahmi (25), warga Gampong Lubuk Pempeng, dengan Honda Vario BL 6783 KAA, yang dikendarai Deni Iswanda (21) berboncengan dengan Firza Baini (21), warga Aceh Utara.

“Akibat kejadian itu, Zulfahmi meninggal dunia karena mengalami luka berat,” jelas Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, melalui Kasat Lantas, Iptu Ritian Handayani, kepada Serambi, kemarin.

Nagan Raya
Dari Nagan dilaporkan, sepmor yang dikendarai Sutikno (47) dengan memboncengi istrinya, Mardiana (40), warga Desa Serbaguna, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, ditabrak dari belakang oleh Mobil Toyota Avanza BL 905 PB, di Jalan Nasional, kawasan Desa Babah Dua, Kecamatan Tadu Raya, Nagan Raya, Kamis (6/6).

Kapolres Nagan Raya, AKBP Giyarto melalui Kasat Lantas, AKP Usman kepada kepada Serambi, Sabtu (8/6), menjelaskan, kejadian itu berawal ketika korban bersama suaminya mengendarai sepmor Honda Vario BL 36 21 VK menuju ke arah Meulaboh, Aceh Barat.

Di depan korban, ada mobil Avanza BL 905 PB yang disopiri Makmur, warga Blangpidie, Aceh Barat Daya.

Setiba di Desa Babah Dua, tiba-tiba sopir mengerem mobil Avanza secara mendadak. Sehingga sepmor yang dikendarai Sutikno tak dapat mengelak dan langsung menabrak bagian belakang samping kanan mobil tersebut.

Akibatnya, Mardiana terpental ke sebelah kanan badan jalan dan tertabrak mobil Toyota Innova BL 1180 WL dari arah berlawanan yang disopiri Sardika (45), warga Desa Pulo Ie, Kecamatan Kuala, Nagan Raya.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka robek di kepala, tangan kanan, dan kaki kiri patah. Mard, dan korban meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda, Nagan Raya. Sedangkan Sutikno luka lecet di tangan kanan dan menderita sesak. “Kendaraan yang terlibat kecelakaan itu sudah kita amankan untuk penyelidikan lebih lanjut,” jelas AKP Usman.

Aceh Barat
Di Aceh Barat, kecelakaan lalu lintas pada hari pertama Idul Fitri 1440 H juga merenggut nyawa Alex Saputra (15), siswa SMKN 2 Meulaboh.

Remaja asal Ujong Peurasok, Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat mengembuskan napas terakhir setelah mengalami kecelakaan di Jalan Sisingamangaraja, depan SMPN 3 Meulaboh, kawasan Desa Lapang, Rabu (5/6) sekitar pukul 21.30 WIB.

Informasi yang dihimpun Serambi, Alex mengendarai sepmor Yamaha Jupiter Z BL 5526 EY. Dalam perjalanan, ia terlibat tabrakan dengan Vespa BL 6055 LC dikendarai Ade Musfika Lendri (25), anggota TNI yang bertugas di Kompi C Lapang/Yonif 116/GS. Alex melaju dari arah Meulaboh dan ingin pulang ke rumahnya. Demikian juga Ade yang mengendari Vespa dari arah jalan sama yang baru ke luar dari Jalan Cot Kandeh.Vespa akan menyeberang ke jalan sebelah, sementara Jupiter yang melaju dari belakang Vespa dengan kecepatan tinggi langsung menabrak Vespa.

Keduanya terpental ke badan jalan. Alex meninggal dunia di tempat kejadian karena mengalami luka serius. Sedangkan Ade mengalami luka lecet. Jenazah Alex dievakuasi dengan mobil PMI ke RSU Cut Nyak Dhien untuk divisum.

Kapolres Aceh Barat, AKBP Raden Bobby Aria Prakasa melalui Kasat Lantas, AKP Edi Raharjono, kemarin, mengatakan, kasus itu sudah ditangani pihaknya. Menurutnya, kendaraan korban sudah diamankan ke Satlantas. “Kita berharap tidak ada lagi kecelakaan seperti ini,” harap Kapolres.

Mobil minibus L300 yang ditumpangi delapan anggota TNI dan tiga warga sipil, yang terjun ke jurang di kawasan Ise-ise, Kecamatan Pantan Cuaca, Gayo Lues (Galus), Sabtu (8/6) sekitar pukul 04.30 WIB, bukanlah kecelakaan pertama. Sebab, di lokasi yang tak jauh dari perbatasan antara Galus dan Aceh Tengah tersebut selama ini sudah berkali-kali terjadi dan menelan korban jiwa.

Seperti diketahui, dalam kejadian kemarin, mobil BL 1346 BZ membawa 11 penumpang yang terdiri atas delapan bintara TNI berpangkat Kopda dan tiga sipil mengalami kecelakaan tunggal karena terjun ke jurang. Akibatnya, Kopda Sudirman Bangko, meninggal dunia setelah terjepit di depan. Sementara 10 korban lainnya yang mengalami luka parah dievakuasi ke RSUD Galus untuk mendapat pertolongan medis.

Menurut catatan Serambi, sebelumnya mobil rombongan keluarga baru (dara baru) asal Kualasimpang, Aceh Tamiang, juga terjun ke jurang ke kawasan Ise-ise. Kejadian yang terjadi setelah rombongan tersebut mengikuti pernikahan anaknya yang bertugas sebagai anggota Polres Galus juga menelan korban jiwa.

Sebelumnya, mobil pengangkut kuda bernama Erdogan asal Takengon, Aceh Tengah, juga terjun ke jurang di lokasi yang sama. Selain itu mobil Kijang milik warga Durin Blangkejeren, Galus, juga pernah mengalami kejadian yang sama di lokasi tersebut dan mengakibatkan penumpang meninggal dunia.

“Mobil terjun ke jurang di Ise-ise sebelumnya sudah beberapa kali terjadi dan menelan korban jiwa,” ujar sopir mobil pribadi yang sempat melintas saat evakuasi korban kepada Serambi, di RSUD Galus, Sabtu (8/5). Padahal, menurutnya, selama ini di bahu jalan itu sudah dipasang pengaman. Namun, setiap terjadi kecelakaan mobil selalu terjun ke jurang yang dalamnya sekitar 50 meter lebih dan nyangkut di batang pohon pinus.

“Ini bukan kecelakaan pertama terjadi dan menelan korban jiwa di lokasi itu. Sebelumnya juga sudah terjadi beberapa kali kecelakaan tunggal di tempat yang sama,” kata Herman, sopir mobil pribadi lainnya yang melintas kawasan Ise-Ise, kemarin.

Secara terpisah, warga setempat kepada Serambi, kemarin, mengatakan, daerah itu memang sangat rawan kecelakaan terutama bagi pengendara yang belum pernah melintasinya. “Selama ini sudah empat kali mobil terjun ke jurang tersebut yang dalamnnya hampir 100 meter,” sebut Aman Heri, warga Ise-ise didampingi sejumlah temannya. (c52/c40/jaf/c49/c45/riz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini