TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Keluarga meminta keadilan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar pelaku pembunuhn dan pemutilasi Karoman segera ditangkap, Selasa (2/7/2019).
Karoman menjadi korban pembunuhan dengan cara dimutilasi yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Sembari menangis dan menadahkan kedua tangannya, Ida (42), bibi Karoman meminta agar presiden Jokowi mengambil tindakan agar kasus mengerikan ini segera terungkap.
"Minta tolong sama Pak Presiden Jokowi, tolong kami ini. Tolong ungkapkan siapa pelakunya. Sampai sekarang juga belum dapat tangan dan kepalanya," ujar Ida yang tak kuasa menahan tangisnya saat ditemui di depan instalasi forensik Rumah Sakit Bhayangkara.
Dengan suara terisak menangis, Ida menuturkan sampai kapan pun pihak keluarganya akan terus mencari keadilan hingga pelaku dan bagian tubuh Karoman yang termutilasi segera ditemukan.
"Kalau tidak terungkap kami ingin menuntut keadilan. Kemana pun kami ingin menuntut keadilan biar pelakunya cepat tertangkap," tegasnya.
Hingga keinginan tersebut tercapai, pihak keluarga tidak akan bisa merasa tenang.
Apalagi dengan kondisi lima anak Karoman yang masih kecil namun ayahnya sudah meninggal karena menjadi korban pembunuhan, pihak keluarga memikirkan masa depan anak-anak malang itu.
"Kondisi anaknya paling kecil umurnya baru 2,5 tahun, paling besar baru mau masuk SMP. Bagaimana ke depannya, mereka masih kecil tapi sudah tidak punya ayah," ujar Ida.
Kini pihak keluarga telah membawa pulang jenazah Karoman setelah selama 27 hari berada di instalasi forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
"Sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi. Tapi kami tetap mohon supaya kasus ini cepat terungkap," ujarnya.
Tanpa Kepala dan Lengan
Rusdi, sepupu Karoman (40), korban mutilasi di Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel) mendatangi rumah sakit Bhayangkara kota Palembang, Jumat (7/6/2019).
Meskipun belum ada hasil DNA yang menyatakan jenazah merupakan Karoman, namun Rusdi dan seluruh keluarganya sudah yakin bahwa itu adalah anggota keluarga mereka.