TRIBUNNEWS.COM, BIMA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Kementerian Sosial bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bima menggelar kegiatan Festival Pranata Adat dan Budaya di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akhir minggu lalu.
Kegiatan Festival pranata adat dan budaya merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan atas sinergitas 3 kementerian yakni workshop forum perdamaian dan sinergitas antar Kementerian lembaga dan pemerintah daerah dalam penanganan konflik sosial di kabupaten Bima, kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yakni dari tanggal 5 s/d 6 Juli 2019 di hotel lambitu sedangkan untuk kegiatan Keserasian sosial di laksanakan di desa Kenanga dan Desa Talabiu kecamatan woha kabupaten Bima.
Dalam pelaksanaan kegiatan workshop forum perdamaian melibatkan BAPPENAS RI, Kabid Perlindungan Hak Perempuan DP3AP Provinsi NTB, Kesbangpoldagri Kabupaten Bima, Kasat Intel Polres Bima, Komandan Kodim 1608 Bima, Akademisi STKIP Bima, Kejaksaan Negeri, Anggota DPRD Kabupaten Bima sebagai Narasumber dalam acara tersebut sedangkan untuk peserta kegiatan terdiri Camat, kepala desa, Pendamping Desa, Tokoh adat dan Budaya, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan FKUB.
Puncak dari rangkaian kegiatan sinergitas itu berlangsung meriah, mengusung tema Festival Pranata Adat dan Budaya Teluk Bima untuk Perdamaian, dan dilaksanakan di lokasi Taman Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima dan merupakan bagian dari acara Festival Sail Teluk Bima, Tahun 2019 dan hari Jadi Kabupaten Bima yang ke 379 tahun.
Kabupaten Bima merupakan 1 dari 24 kabupaten daerah tertinggal yang menjadi lokus Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) Kemendesa PDTT dalam bidang penanganan konflik sosial pada tahun 2019 dan merupakan salah satu lokus sinergitas Kementerian Lembaga yang tergabung dalam Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial melalui pendekatan harmoni budaya dan adat untuk membangun kerukunan dan perdamaian di kabupaten Bima.
Acara Festival Pranata Adat dan budaya dihadiri oleh Dirjen PDTu Kemendesa PDTT Ir. Rr. Aisyah Gamawati MM didampingi Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Hasrul Edyar, S.Sos MAP, Asdep Penanganan Konflik sosial, Drs. Ponco Respati N, Msi, perwakilan dari Direktorat Perlindungan Sosial, Korban Bencana Sosial Viktor Siahaan, Dirjen PDTu dengan menggunakan pakaian adat Bima bersama rombongan dan di dampingi oleh Bupati Bima, menuju lokasi tempat acara festival budaya dan adat di Taman Panda untuk bersama-sama dengan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri dan Jena Teke Sultan Muda Bima untuk membuka acara.
Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri dalam sambutannya, mengatakan Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa PDTT telah memilih Kabupaten Bima sebagai lokasi dilaksanakannya kegiatan penguatan pranata adat tahun 2019 patut diapresiasi.
"Ini merupakan bentuk perhatian yang luar biasa dari Pemerintah Pusat khususnya untuk masyarakat Bima," kata Indah Dhamayanti..
Bersamaan dengan Hari Jadi Bima yang ke 379 kegiatan Festival Budaya dan adat diharapkan Festival budaya teluk bima ini merupakan ajang untuk menggali, mengembangkan nilai seni budaya serta melestarikan dan memelihara khasanah budaya bangsa. Lebih utama mempromosikan berbagai potensi tempat wisata dan produk wisata kaputen Bima didalam mewujudkan kabupaten Bima sebagai destinasi wisata dunia.
Dan juga dengan terlibatnya berbagai elemen masyarakat, diharapkan kegiatan festival budaya ini dapat mewujudkan visi pemerintah daerah yaitu terwujudnya pembangunan kabupaten Bima yang RAMAH “Religius, Aman, Makmur, Amanah dan Handal”.
Aisyah Gamawati, Dirjen Pengembangan Daerah tertentu dalam sambutannya, sangat bangga dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang masyarakatnya hidup damai bergandengan tangan membangun Kabupaten Bima.
Menurutnya, keberhasilan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam pemanfaatan Dana desa dapat meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan bagi seluruh elemen masyarakat desa dan Pemerintah kabupaten, Aisyah Gamawati juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah desa dan pemerintah kabupaten bima dalam pengelolaan dana desa yang terbilang sukses dalam pemanfaatannya.
Ia juga berharap, melalui kegiatan Festival Pranata Adat untuk perdamaian ini diharapkan dapat mewujudkan dan mengaktifkan kembali forum diskusi Desa untuk mewujudkan ketahanan sosial maupun ketahanan ekonomi.
Karena merupakan amanat nawa-cita pertama yaitu “menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dan nawacita ke-3 yaitu “membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.
Ibu Dirjen juga menambahkan bahwa kegiatan Festival Pranata Adat bertujuan agar semakin menumbuh kembangkan kecintaan terhadap keragamaan budaya yang dikemas dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk merekatkan kembali nilai-nilai persaudaraan dan perdamaian.
Disamping itu kegiatan tersebut menjadikan masyarakat lebih mencintai adat dan budaya daerahnya, dan tak lupa ibu Dirjen juga mengucapkan selamat hari jadi kabupaten Bima yang ke 379.
Rangkaian festival diisi dengan lomba perahu hias, kolaborasi tarian tradisional dan drama kolosal yang mengisahkan sejarah kembalinya sang putra mahkota, acara dilanjutkan penandatanganan Deklarasi Damai oleh perwakilan masing-masing pranata adat untuk menyampaikan deklarasi damai.
Kemudian peninjauan stand Expo BUMDES oleh Bupati Bima dan Pejabat Kementerian Desa PDTT serta penampilan seni dan budaya Bima oleh sejumlah sanggar.
Kegiatan Festival Pranata Adat dan Budaya untuk perdamaian dibuka dengan pemukulan lesung bersama-sama oleh Bupati Bima, Dirjen Pengembangan Daerah tertentu, Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik dan tamu undangan VIP lainnya.