TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - DOA ibu sepanjang masa. Kiranya kalimat tersebut sangat pas ditujukan untuk Nenek Emis (79) yang mendoakan rezeki untuk anaknya hingga anaknya kini bisa mengabulkan cita-citanya untuk pergi melaksanakan ibadah haji.
Wajah bahagia terlihat dari wajah Emis, yang kini bersiap untuk pergi berhaji.
Berkali-kali wanita lanjut usia yang mengenakan kerudung putih ini tak henti mengucapkan rasa syukurnya.
"Bingah teu aya papadana tos lami hoyong ziarah ke tanah suci (Bahagia tiada terkira sudah lama saya ingin ziarah ke tanah suci)," ujar Emis membuka pembicaraannya saat ditemui di rumahnya di Kampung Hegarmanah, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Selasa (9/7/2019).
Emis mengatakan, ia tak henti berdoa siang malam agar anaknya diberikan rezeki dan digampangkan usahanya.
Baca: Peringatan Hari Bhayangkara ke-73 Digelar Serentak di Seluruh Indonesia
Baca: Serba-Serbi Persija vs Persib Liga 1, Pesan Anies Baswedan, Koreografi The Jakmania dan Info Tiket
Baca: Link Pendaftaran SMMPTN 2019 alias Jalur Mandiri 10 Universitas Negeri Paling Diminati, Cek Jadwal!
Baca: Masuk Karantina, Ini Aktivitas Para Calon Jamaah Haji di Embarkasi Bekasi
"Saya terus berdoa semoga rezeki saya bisa berangkat ke tanah suci," kata Emis.
Bertempat di ruang tamu, Emis ditemani oleh anaknya, Iwan Saefulrahman (50), ketua RT dan Ketua RW yang juga merasa berbahagia.
Iwan mengatakan ia sudah lama ingin memberangkatkan ibunya ke tanah suci.
"Saat itu uangnya cukup untuk satu orang, mau beli mobil saya tak bisa nyetir, uangnya saya pakai untuk ibu pergi berhaji," ujar Iwan.
Iwan mengatakan, ia mengumpulkan uang untuk pergi berhaji dari hasil berjualan nasi goreng.
"Cerita saya menabung dari sisa risiko dehapur, dari tahun 2.000 menabung, 19 tahun menabung, uangnya saat itu cukup untuk satu orang pergi haji," kata Iwan.
Iwan mengatakan, setelah melunasi ongkos ibunya pergi berhaji, ia bersama dengan istrinya langsung mendaftar untuk pergi berhaji.
"Saya juga mau daftar pergi berhaji," katanya.
Ia mengatakan sudah menggelar syukuran selama dua hari untuk ibunya.
Iwan bersyukur tinggal bersama dengan tetangga yang rukun dan musim berhaji sekarang ada enam orang yang berangkat haji dari lingkungan rukun tetangganya.
"Ibu saya berangkat dari KBIH Cikalongkulon daftar tahun 2016 bulan Januari," katanya.
Ketua RT Deden Asep Koswara (47), mengatakan, di lingkungannya sudah dibiasakan untuk saling membantu antar tetangga.
Ia mengatakan, ada dermawan dan warga yang bahu membahu mengumpulkan ongkos untuk warga lain yang tak mampu berhaji.
"Kami bersama dermawan sempat mengumpulkan biaya untuk warga agar berangkat berhaji, namun warga tersebut meninggal dunia jadi yang berangkat diganti sama anaknya," kata Deden.
Deden mengatakan, warga yang didaftarkan berangkat tersebut kini tinggal menunggu waktu karena mengganti orangtuanya yang meninggal dunia.
"Waktunya dijadwalkan kembali karena sebelumnya orangtuanya kini anaknya tentu akan berbeda waktu keberangkatannya," ujar Deden.
Deden mengatakan, bulan ini ia termasuk ke dalam calon jemaah haji yang akan berangkat juga. Guru di SMK Taruna Bakti ini berangkat sendiri karena istrinya telah meninggal dunia
Ketua RW Sirojudin (56), mengatakan, empat orang warga lainnya yang berangkat merupakan pasangan suami istri dan pengusaha.
"Para dermawan di lingkungan ini tak hanya memberangkatkan haji tapi juga memberangkatkan warganya untuk umrah," kata Sirojudin.
Ia mengatakan, musim ibadah haji juga berpengaruh kepada musim ibadah kurban di kampung.
"Biasanya masuk bulan rayagung kami bentuk panitia kurban, kami tanya warga siapa yang mau berkurban, biasanya warga patungan, mau kambing atau sapi," kata Sirajudin.
Ia mengatakan, tahun lalu di lingkungan tetangga kampungnya warga berkurban sebanyak tujuh ekor sapi.
"Satu sapi untuk tujuh orang, jadi banyak juga warga yang patungan," katanya.(Ferri Amiril Mukminin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah Penjual Nasi Goreng di Cianjur Menabung 19 Tahun untuk Berangkatkan Haji Ibunda