TRIBUNNEWS.COM, SLAWI - Kerja keras tak bakal mengkhianati hasil.
Itulah ungkapan yang cocok bagi Kadar Saad Jen, calon jamaah haji tertua di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Tepat berusia 93 tahun, warga Desa Sokatengah RT 03 RW 03, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal ini akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci, Mekkah tahun ini.
Butuh hampir 20 tahun lamanya perempuan berusia kepala sembilan ini menabung untuk bisa beribadah haji dari hasil pekerjaannya sebagai pembungkus tempe.
"Nabung sejak krisis moneter, sekitar 1999 silam," tutur Kadar saat ditemui Tribunjateng.com, Kamis (11/7/2019).
Baca: Sembilan Startup Ini Tampil Jadi Pemenang Appcelerate 2019
Baca: Milano Lubis Tak Dibayar Saat Bela Vanessa Angel Dalam Kasus Prostitusi Online, Ini Alasannya
Baca: Mahfud MD: Rizieq Shihab Harus Dipulangkan, Tetap Tanggung Jawab Kasus Hukum yang Menjeratnya
Baca: Gerindra Beberkan Alasan Syarat Kepulangan Rizieq Shihab sebagai Rekonsiliasi
Selama ibadah haji, Kadar bakal terus didampingi anak pertamanya yakni Pidin Bin Mukhibun (65).
Pidin pun turut membantu tabungan ibunya hingga bisa berangkat haji tahun ini.
Pada 2013, akhirnya Pidin bersama Kadar bisa mendaftar ibadah haji ke Kantor Kemenag Kabupaten Tegal dengan menyetorkan uang sebesar masing-masing Rp 26 juta.
Dia bersama sang ibunda tercinta hanya butuh menunggu enam (6) tahun lamanya sejak masuk antrean ibadah haji pada 2013 lalu.
"Setelah itu, saya dan ibu menyetorkan uang pelunasan sisanya masing-masing sebesar Rp 11 juta pada 2018 lalu. Butuh 6 tahun menunggu antrean. Saya senang bisa membantu orangtua berangkat naik haji tahun ini," cerita Pidin berkaca-kaca saat mendampingi ibunya.
Pidin dan ibunya akan tergabung dalam rombongan Jamaah Haji Sapu Jagat, dimana para lansia tergabung dalam rombongan ini.
Pidin yang bekerja sebagai petani di desanya itu mengaku sangat bangga dengan orangtuanya.
Sebab, meski sudah berusia sangat tua, Kadar tetap bekerja sebagai pembungkus tempe, usaha milik anaknya yang terakhir.
Kadar tidak gengsi bekerja di usaha milik anaknya yang keenam walau hanya sebatas sebagai pembungkus tempe.
"Anak-anaknya sudah sering memberitahu agar ibu istirahat saja, tidak usah bekerja. Biar saya dan anak-anak yang cari rezeki buat naik haji.
Tapi, ibu tetap ingin kerja agar bisa ditabung berangkat haji. Alhamdullilah, mimpi itu akan jadi kenyataan tahun ini," ungkap Pidin sembari mengusap bagian matanya.
Pidin dan Kadar akan tergabung dalam Kloter 95 dengan keberangkatan paling terakhir.
Pidin pun mengaku tidak masuk dalam empat (4) kloter dari Kabupaten Tegal yang mulai berangkat ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali pada 19-20 Juli 2019 mendatang.
Nanti, dia dan Kadar akan dijemput langsung di kediamannya oleh pihak Kemenag untuk berangkat ke asrama haji.
"Saya dan ibu mulai berangkat pada 4 Agustus 2019. Kami pakai pesawat dengan keberangkatan paling terakhir. Semoga, saya dan ibu bisa mabrur hajinya. Pergi dan pulang selamat. Bisa utuh lengkap sampai di Tegal lagi," doa Pidin. (Akhtur Gumilang)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Nenek Kadar dari Bumijawa Tegal Naik Haji, Hasil Tabungan Kerja Membungkus Tempe Selama 20 Tahun