News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Pelajar di Gunungkidul Terancam Gagal Masuk Sekolah Karena Sistem Zonasi

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasha Pratama (12) warga Padukuhan Bulu, RT 05 RW 14, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul Saat Ditemui Kamis (11/7/2019)

Apalagi, beberapa temannya yang memiliki nilai di bawah dirinya pun mendaftar di sekolah yang sama.

Namun, harapan besar itu runtuh ketika namanya tidak ada dalam daftar yang diterima saat pengumuman Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB).

Orang tua calon siswa Calon Peserta Didik Baru (CPDB) menyerahkan berkas lapor diri Jalur Afirmasi non Zonasi di SMP Negeri 216, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Jadwal Lapor Diri CPDB untuk SMP hingga Selasa (9/7/2019). Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Beberapa kali Pasha mencari namanya di dalam pengumuman tetapi hasilnya nihil.

Saat itu, dirinya ingin menangis, tetapi malu.

"Saya cari nama saya di papan pengumuman kok tidak ada, ternyata saya tidak diterima dan itu rasanya sedih sekali. Tapi teman saya yang nilainya lebih rendah dan rumahnya lebih jauh (dari SMP N 2 Karangmojo) malah keterima. Itu yang membuat saya kecewa, padahal nilai saya tidak begitu buruk yaitu 15,83 dan teman saya yang nilainya 13 malah keterima," ujarnya.

Hingga kini, dirinya belum memutuskan mendaftarkan ke sekolah lain. Jarak terdekat dengan SMP swasta berjarak 5 kilometer.

Jika dirinya mendaftar, keluarga sederhana ini bingung mengenai transportasi hingga biaya sekolahnya nanti.

Apalagi Sugeng, ayahnya menderita gangguan kejiwaan tidak bekerja.

Neneknya Rebi (65) hanya bekerja sebagai buruh tani tidak seberapa hasilnya.

"Membeli air saja susah, mengingat saat ini masa kekeringan dan sulit untuk mencari air untuk pengairan," ucap Rebi.

Setiap hari Rebi memberi semangat pada sang cucu.

Namun, apa daya, ekonomi yang sulit membuat dirinya tidak bisa berbuat banyak.

Dengan jarak 5 kilometer, jika harus berjalan pasti akan melelahkan, apalagi tidak ada transportasi umum ke sekolah tersebut.

Jika ingin diantar menggunakan kendaraan sepeda motor, keluarga ini tidak memilikinya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini