Sebelumnya Suyono merasa janggal karena perut sapi betina miliknya itu ketika bunting berukuran besar tak seperti biasanya.
"Hasil kawin suntik pada tahun 2018. Tadi, saat persalinan dibantu oleh tetangganya saya Mbah Sadiman yang memang biasa membantu persalinan sapi.
Awalnya kami kaget kok kepala bayi itu susah keluar, ternyata kepalanya dua.
Persalinan lama sekitar dua jam," kata Suyono.
Bayi sapi berkepala dua di Dusun Klaten, Desa Ngaringan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2019).
Kelahiran bayi sapi cacat dengan kondisi kesehatan yang stabil ini menjadi anugerah tersendiri bagi Suyono.
Suyono pun berharap bayi sapi berkepala dua ini bisa terus terjaga kesehatannya hingga tumbuh menjadi dewasa.
"Biasanya satu jam setelah lahir, sudah bisa berjalan, tapi ini sudah berjam-jam belum bisa berjalan.
Ya karena berat di kepalanya. Untuk makan, saya kasih susu dari induknya yang diperas.
Kata dokter sehat dan saya berharap bisa tumbuh besar dan normal. Akan saya pelihara dan tidak dijual," tutur dia.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, dr Riyanto menyampaikan, pihaknya sudah mengecek ke lokasi dengan melakukan pengamatan dan membantu perawatan bayi sapi berkepala dua itu.
Menurutnya, bayi sapi itu lahir dari indukan sapi berjenis simental peranakan ongole (SimPo) dengan kode strawberry 61566 Q 75.
Riyanto pun menyebut apa yang terjadi ini adalah sebuah faktor kelainan genetik.
"Secara ilmiah, sapi berkepala dua ini memiliki pertumbuhan yang tidak sempurna saat proses pembelahan sel.