TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jefri (34) tak menyangka banyak nomor Malaysia masuk ke ponselnya membawa kabar tak mengenakkan.
Sejak merantau ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga pada 8 November 2017 melalui agen, hanya sekali Anisa (25) mengontak keluarga.
Setelah ayahnya meninggal Anisa memutuskan menjadi TKW, meninggalkan Gampong Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.
Semata-mata ia melakukan itu semua untuk membantu biaya adik-adiknya.
Tiga bulan bekerja di majikan seorang penegak hukum di daerah Rawang, Anisa mengirimkan uang Rp 1,5 juta untuk keluarganya melalui agen.
Setelah itu kabar Anisa dari rantau tak terdengar lagi.
Nomor asing dari Malaysia yang masuk ke ponselnya hari itu menjadi awal Jefri dan keluarga mendapatkan kabar Anisa, adik iparnya.
"Kemudian saya menghubungi kembali nomor tersebut," cerita Jefri kepada Serambinews, Minggu (21/7/2019).
Telepon Jefri ke nomor yang dimaksud tersambung dengan Anisa dan keluarga menjadi semakin tahu kabarnya.
Di balik telepon Anisa menangis, pelan-pelan ia menceritakan pelariannya dari rumah majikan karena tak kuat disiksa.
Gigi Anisa tanggal kena pukul majikan, sekujur tubuhnya penuh bekas luka terutama di kepala.
Perawakan Anisa lebih kurus dan tak terawat, tak sebagus dulu ketika meninggalkan kampung halamannya.
"Padahal dulu adik saya itu tidak kurus seperti sekarang," cerita Jefri.
Sempat tinggal di pohon
Selama ini Jefri tak bisa menghubungi lagi Anisa, karena nomornya tak aktif.
Belakangan karena memang ponsel adik iparnya itu sudah dirampas sang majikan.
Anisa mengaku sempat kabur dari majikannya dan bersembunyi di atas pohon.
Malamnya, ia turun dari pohon karena tak tahan haus dan lapar.
Ia meminta tolong kepada seorang warga Malaysia keturunan India yang ditemuinya.
Warga India ini membawa Anisa berobat ke rumah sakit. Tapi, sang majikan menemukan keberadaannya.
Sang majikan kemudian membawa Anisa ke lokasi di dekat sebuah hotel dan meninggalkannya begitu saja.
Cerita lain, Anisa sempat diantar seseorang menginap di salah satu hotel.
Ia terpaksa keluar karena hanya disewakan satu malam oleh orang yang menolongnya.
Dalam kondisi tak berdaya, Anisa ditolong seorang TKI yang bekerja sebagai petugas cleaning service hotel.
Perempuan asal Jawa ini yang meminjamkan ponsel agar Anisa bisa menelpon dan mengabari keluarganya.
Berkat dia pula, Anisa diamankan oleh Tgk Mukhtar Abdullah, tokoh Aceh yang menetap di Malaysia.
"Setelah kejadian tersebut, saya menghubungi saudara yang berada di Malaysia untuk menjemput Anisa."
"Sehingga ia aman sekarang meski masih di Malaysia,” beber Jefri.
Pihak keluarga berharap Anisa bisa segera dibawa pulang dan majikannya bisa diproses hukum secepatnya.
"Kami khawatir ia akan diambil lagi oleh majikannya untuk menutupi kesalahan,” kata dia.
Jefri juga mendengar kabar dari Bukhari, komunitas Aceh di Malaysia, yang akan membawa Anisa ke Kedubes Indonesia.
"Sabtu dan Minggu kantor Kedubes tutup, maka hari ini baru dibawa ke Kedubes,” sebut Jefri.
Disiram air panas
Beberapa kali Anisa menutup wajah, menahan tangisnya tak tumpah.
Di depan tokoh-tokoh asal Aceh di Malysia, Anisa menceritakan kekejian majikannya.
Luka di tubuhnya bekas siraman air panas, giginya rontok kena tinju dan kepala terluka karena dibenturkan majikannya ke dinding.
Cerita malang Anisa terungkap dari video berdurasi 23 menit 13 detik kiriman Tgk Mukhtar Abdullah.
"Subhanallah, masya Allah, kenapa begini kejam manusia," terdengar komentar seseorang di video tersebut.
Hampir seluruh bagian tubuh Anisa terdapat luka, dari punggung, paha, tangan, hingga wajah.
Pemerintah Aceh merespons cepat kasus ini dan memproses pemulangan Anisa ke Indonesia.
"Saya sudah berkoordinasi langsung dengan Tgk Mukhtar Abdullah," kata Kadis Sosial Aceh, Alhudri, kepada Serambinews.com, Sabtu (20/7/2019) malam.
Berdasar informasi yang diterima dari Tgk Mukhtar Abdullah, Anisa sudah dititipkan ke tempat yang aman.
Warga Aceh di Malaysia sudah membawa Anisa ke KBRI Kuala Lumpur pada Senin (22/7/2019).
"Pemerintah Aceh akan berkoordinasi dengan pihak KBRI guna menentukan langkah selanjutnya," ujar Alhudri. (Serambinews)