Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Rukayah (46), mantan tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kalibangka, Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, menceritakan keberadaan Carmi (48), TKW yang hilang kontak selama 31 tahun.
Rukayah mengatakan, ia tahu Carmi bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di salah satu rumah di Riyadh, Arab Saudi.
Rukayah menambahkan, pada tahun 2011 saat berada di penampungan TKW di Jakarta, ia berbincang dengan salah seorang TKW dari Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
Namun ia lupa menanyakan nama TKW tersebut.
Baca: VIDEO LIVE STREAMING PSIS vs Tira Persikabo, Tuan Rumah Ingin Pecahkan Rekor Tira Persikabo
Baca: VIDEO LIVE STREAMING Timnas U-15 Indonesia vs Filipina, Perjuangan Merebut Tiket Semi Final
Baca: Belum Sempat Bertugas Bawa Sang Saka Merah Putih, Calon Paskibraka Aurel Qurrota Ain Meninggal Dunia
Dalam perbincangan tersebut, TKW asal Kecamatan Mundu itu pernah bertemu dengan Carmi pada 2009 di salah satu pusat perbelanjaan di Arab Saudi.
Carmi sempat berbicara kalau ia berasal dari Kecamatan Pangenan.
"Waktu itu Carmi mengenalkan tiga anaknya dan suaminya yang katanya dari negara lain," kata Rukayah di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jumat (2/8/2019).
Saat tengah asyik berbincang, TKW tersebut tidak sempat menanyakan nomor telepon yang dapat dihubungi, karena diminta oleh majikannya untuk segera meninggalkan lokasi pusat perbelanjaan.
"Carmi kelihatan buru-buru, gara-gara dipanggil majikannya," katanya.
Rukayah merupakan mantan TKW yang pernah bekerja di tiga tempat di Arab Saudi sebagai ART.
Ia bekerja mulai dari 2001 hingga 2017 dan pulang ke Indonesia dalam kondisi selamat.
Carmi berangkat ke Arab Saudi dibantu oleh salah satu orang di Desa Rawaurip, juga melalui jasa pemberangkatan tenaga kerja untuk keluar negeri, yakni PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa, tapi sayangnya perusahaan tersebut sudah sejak lama tutup.
Lahir, 4 Mei 1971 di Kabupaten Cirebon, Carmi berangkat setahun setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 1987 dan pada 1988.
Carmi meminta izin kepada ayahnya untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara menjadi TKW.
Ditahun 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, keluarga mendapatkan kabar dari Carmi melalui surat, tapi di tahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.
Pada tahun 1995, keluarga pun mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut.
Dalam waktu singkat itu Ilyas pun berhasil berkomunikasi dengan Carmi.
Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Sa'dullah Affandy, mengatakan, Carmi diprediksi tidak disekap oleh majikannya di sana, karena kondisi di Arab Saudi, tertutup satu dengan yang lainnya.
"Apalagi jika yang bersangkutan tidak diberi akses untuk berkomunikasi dengan keluarga atau perwakilan KBRI," kata Sa'dullah melalui pesan singkat, Kamis (1/8/2019).
Pihak KBRI optimistis dapat mengetahui keberadaan Carmi yang hingga saat ini belum ditemukan dan membawa kembali ke Indonesia untuk kembali berkumpul bersama keluarga.
"Kita doakan semuanya, baik-baik saja," katanya.