Seorang warga lainnya, Aep Setiawan (67) mengatakan, saat gempa mengguncang ia sedang menonton acara TV dan merasakan ada pergerakan yang lumayan lama.
"Saya bersama keluarga berlarian keluar rumah, tiba di luar tetangga rumah sudah pada ngumpul di jalan," katanya.
Hal senada dikatakan Deuis (40) tetangga rumah Aep Setiawam. Ia bersama keluarganya berlarian keluar rumah karena melihat posisi lampu di tengah rumah semua bergoyang cukup kencang.
"Baru pertama kali ada guncangan seperti ini, begitu kencang dan lumayan lama," kata Deuis.
Selain membuat warga berhamburan keluar rumah karena panik, gempa di Sumur, Provinsi Banten berkekuatan 6.9 skala Richter juga membuat kerusakan rumah di kecamatan lainnya di Cianjur.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Sugeng, mengatakan, hingga siang kemarin ada 5 Rumah rusak akibat gempa.
Di Kecamatan Agrabint ada 2 rumah, Kecamatan Cibeber 1 rumah, Kecamatan Pasirkuda 1 rumah, dan Kecamatan Naringgul 1 rumah.
"Ada lima rumah mengalami kerusakan akibat gempa, kerusakan rumah terjadi di Desa Nojongkaso, Kecamatan Agrabinta, di Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, dan di Desa Mekarmulya, Kecamatan Pasirkuda, lalu Naringgul," ujar Sugeng, Sabtu (3/8).
Sugeng mengatakan data tersebut masih bersifat sementara dan bisa saja bertambah karena petugas masih melakukan monitoring di lapangan.
Di Sukabumi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, melaporkan jumlah kecamatan yang terdampak bertambah menjadi 23 kecamatan dengan total kerusakan mencapai 26 rumah.
Dari 26 rumah terdiri dari tiga rumah mengalami rusak berat, 16 rumah mengalami rusak sedang, dan 7 rumah mengalami rusak ringan. Laporan dari Sukabumi juga bersifat sementara.(Ferri Amiril Mukminin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Cerita Entin Selamatkan Bayinya dari Tembok yang Runtuh Akibat Gempa Banten,