TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh asal Kota Mataram, H Rohman Farly, mengatakan kemajuan suatu kota harus dapat dinikmati semua warga khususnya anak muda.
Untuk itu, kata dia, diperlukan ruang khusus bagi anak muda berkreasi
Selama ini, dia melihat, sudah tersedia fasilitas olahraga, seperti arena basket, skate board, ataupun lapangan sepakbola. Namun, dia menilai, penyediaan fasilitas itu tidak cukup.
"Itu saja tidak cukup. Perlu sentuhan lain juga, karena kesukaan anak muda di kota itu beragam," kata Sekretaris Daerah Lombok Timur tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (6/8/2019).
Dia mencontohkan, di kota perlu hadir semacam 'bengkel kreatif', sebuah ruang untuk belajar dan memperdalam kemampuan.
Contohnya bidang multimedia, desain grafis, videografi, ataupun digital marketing.
Menurut dia, di kota-kota besar anak muda memiliki minat di berbagai bidang, seperti multimedia, desain grafis, videografi, ataupun digital marketing serius memperdalam karena menemukan banyak partner dan mitra.
Sehingga, perlu ditambah fasilitas pendukung.
Untuk mendidik anak muda menjadi ahli di berbagai bidang, yaitu desain kenamaan, pembuat konten video handal, perancang aplikasi digital, hingga influencer kenamaan di media sosial.
"Pokoknya bidang yang sedang digandrungi dan menjadi hobi anak muda. Kalau anak muda di Kota Mataram pasti memandang baru sebatas hobi. Kreasi mereka belum bisa dikembangkan," kata dia.
Dia mengungkapkan tidak ada salahnya ruang kreasi anak muda mulai dipikirkan. Kota Mataram memiliki enam kecamatan dan 50 kelurahan. Dimulai dengan membangun bengkel kreatif di tiap kecamatan, dikelola seperti rumah bersama bagi anak muda.
Diakuinya, membangun konsep ini tentu tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya manusia (SDM) dari dalam daerah. Perlu juga kontribusi dari para pakar yang sudah mumpuni di kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, ataupun Bandung.
Perhatiannya yang besar kepada kalangan muda, tambah Farly, didasari dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Kondisi saat ini, dalam urusan teknologi dan pembangunan anak muda harus dilibatkan. Bagi kalangan tua, agak susah ketika harus memperdalam bidang teknologi yang kian maju.
"Kita gali kesukaan anak di masing-masing kecamatan. Setelah pemetaan baru kemudian bengkel kreatif ini menjadi lokasi belajar sesuai dengan karakter anak muda tiap kecamatan," kata dia.
Dengan cara seperti itu, dia meyakini, dari
Kota Mataram akan lahir anak muda kreatif dan inovatif yang akan membangun daerah. Kuncinya tentu saja, ada keberpihakan pemerintah kepada generasi muda. Mengarahkan serta memberi ruang yang tepat.
"Anak muda lebih paham kebutuhan sesamanya, dibanding kita yang tua. Jadi jangan lagi (anak muda,-red) disepelekan," tambahnya.