TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Siang itu, taman belakang rumah dinas Bupati Banjarnegara agak ramai.
Beberapa tamu dan staf tengah mengobrol santai untuk mengisi waktu istirahat.
Secangkir kopi hitam menemani obrolan mereka yang sesekali terpotong oleh kicauan burung di taman.
Di antara mereka, seorang pemuda yang baru keluar dari sebuah kamar rumah itu ikut nimbrung.
Tubuhnya cukup gempal. Kulitnya bersih terawat.
Baca: Baim Wong Akan Temui Netizen yang Terima Tamu Orang Gila
Dari sisi penampilan, pantaslah pemuda itu tinggal di rumah orang nomor 1 di Banjarnegara.
Dialah Timin. Dia sama sekali tak punya pertalian darah dengan keluarga bupati.
Tetapi siapa sangka, ia mendapatkan kehormatan bisa tinggal menyatu dengan keluarga bupati.
Tentu saja, ia sudah dianggap bagian dari keluarga bupati. Wajar, ia menerima berbagai fasilitas cuma-cuma dari keluarga itu.
Timin mulanya bukanlah siapa-siapa. Nestapa hidupnya lah yang mengantarkannya ke rumah Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono hingga saat ini.
Ia hanyalah manusia yang entah dipandang apa oleh masyarakat sebelumnya.
Baca: Panggilan Berujung Maut, Berikut Kisah Tragis Brigadir Hedar yang Diculik dan Dibunuh KKB
Sebelum menempati kamar bagus seperti sekarang, tempat tinggal Timin adalah kesengsaraan.
Hidupnya terbelenggu di tengah penderitaan jiwa yang dia alami. Anggota tubuhnya terikat rantai yang dikaitkan dengan kayu.
Kondisi itu jelas membuat tubuhnya tak berkutik. Ia tak bisa kemana-mana untuk menikmati hawa bebas.
Bagi masyarakat, pemasungan Timin memang beralasan. Kebebasannya dianggap akan meresahkan warga.