News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Mutilasi

Prada DP Ungkap Alasan Kabur dari Pendidikan: Tak Sanggup Jadi TNI dan Takut Ketinggian

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prada DP menagis di persidangan saat membeberkan kronologi ia membunuh pacarnya sendiri Fera Oktaria (21), Kamis (15/8/2019).

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Dalam persidangan, Prada Deri Pramana atau Prada DP mengungkapkan alasanya kabur dari Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan pada 3 Mei 2019.

Prada DP mengaku dirinya tak sanggup menjadi anggota TNI . 

Setelah kabur, Prada DP menuju ke Palembang pada 4 Mei 2019 dan bertemu dengan mantan kekasihnya, Sherly yang dia akui hanya sebagai teman dekat.

"Saya menyewa kosan di kawasan Seberang Ulu Palembang, setelah itu menelepon Sherly untuk minta temani di kosan karena perasaan saya waktu itu selalu diintai oleh Polisi Militer," kata Prada DP, di ruang sidang Pengadilan Militer Palembang, Kamis (15/8/2019).

Baca: 2 Prajurit TNI Tertembak, Personel Pos Satgas Pamrahwan di Papua Diminta Tingkatkan Kesiapsiagaan

Baca: Jokowi Diminta Tak Ragu Pilih Menteri dari Kalangan Mantan Aktivis 98

Baca: Hutan Kota Kemayoran Memadukan Jalur Hutan, Ekspedisi Mangrove dan Taman Bermain Air

Baca: Jelang Arsenal vs Burnley Liga Inggris 2019: Pepe, Ceballos, dan David Luiz Berpotensi Jadi Starter

Kepada Sherly, terdakwa kasus pembunuhan serta mutilasi kekasihnya, Vera Oktaria (21) ini mengaku tak ingin lagi menjadi anggota TNI karena tak sanggup mengikuti sesi latihan dan takut dengan ketinggian.

Ketakutan Prada DP apabila tertangkap Polisi Militer membuatnya harus tetap bersembunyi.

Bahkan, ketika keluar kos untuk mencari makan, ia pun menggunakan masker dan topi agar tak dikenali seseorang.

Selain itu, Prada DP pun ingin lari keluar dari Palembang dengan tinggal ke kampung halaman Sherly.

Namun, permintaan itu ditolak Sherly karena ia masih kuliah. 

"Saya tanya, bapaknya (Sherly) masih bawa speedboat tidak? biar saya ikut kerja itu saja. Saya bisa bawa speedboat," ujarnya.

Setelah mendengarkan curhatan terdakwa, Prada DP dan Sherly melakukan hubungan suami istri di kosan tersebut.

Namun, pada malam harinya Sherly malah di kunci Prada DP dari luar lantaran ia hendak menemui kekasihnya Vera Oktaria.

Tak hanya itu, ponsel Sherly pun dibawa kabur Prada DP.

Ia berhasil keluar kos, setelah minta tolong warga sekitar yang membukakannya pintu dari luar.

"Ponsel saya bawa agar Sherly tak menghubungi saya sewaktu bertemu Vera. Karena takut Vera marah," ungkapnya.

Jambak dan Bekap Vera

Dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Vera Oktaria terungkap detik-detik bagaimana korban dibunuh Prada Deri Pramana atau Prada DP.

Dalam sidang beragenda pemeriksaan terdakwa, Prada DP mengakui dirinya telah membunuh Vera Oktaria.

Dicecar oditur atau jaksa militer dalam persidangan, Kamis (15/8/2019), Prada DP menjelaskan kronologi kejadiannya.

Prada DP mengaku ia membunuh Vera Oktaria karena dibakar amarah setelah Vera Oktaria mengaku hamil.

Pengakuan hamil ini membuatnya emosi karena selama ini Prada DP sedang menjalani pendidikan militer selama lima bulan.

Baca: Dua Klub Eropa Langsung Terksean dengan Penampilan Hambali Tolib

Baca: Ahli Hukum: KPK Harus Ingat Kekuatan Hukum Terletak di Fakta Bukan Opini

Baca: Kualifikasi Piala Dunia 2022, Ini Daftar 24 Pemain Timnas Indonesia yang Dipanggil Simon McMenemy

Baca: Keterangannya Dinilai Banyak Kejanggalan, Prada DP Nangis Ditanya Kabur ke Banten Usai Bunuh Pacar

Prada DP mengartikan Vera Oktaria punya hubungan dengan pria lain.

"Saya jambak ia dengan tangan kanan. Lalu saya bekap," kata Prada DP.

Saat ditanya oditur apakah sadar saat melakukan hal itu ? Prada DP mengaku tak sadar dan emosi.

Namun oditur tak percaya begitu saja atas pengakuan Prada DP.

Sebelum ditanyai soal membunuh, oditur sempat mencecar pertanyaan soal kronologi sebelum membunuh dan hubungannya dengan Vera.

Dalam persidangan, Prada DP yang semula terlihat tenang, tiba-tiba langsung menangis tersedu di hadapan oditur.

Saat itu Oditur mayor Chk Darwin Butar Butar bertanya mengenai kenangan bersama Vera Oktaria yang ikut mengantar Prada DP saat akan mengikuti Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) di Lahat.

"Apakah saudari Vera turut mengantar anda saat akan mengikuti Dikmata di lahat," tanya Oditur mayor Chk Darwin Butar Butar ke Prada DP.

Mendengar pertanyaan itu, tangis Prada DP seketika pecah tak tertahankan. Dia menangis sesegukan dihadapan oditur.

"Sebagai prajurit harus tetap bisa tenang. Prajurit harus tetap kuat," ujar ketua majelis hakim Letkol Chk Khazim SH saat melihat reaksi Prada DP yang tiba-tiba menangis.

"Siap yang mulia," jawab Prada DP sesegukan sembari menghapus air matanya.

Melihat anaknya menangis, Leni yang merupakan ibu kandung Prada DP juga tak kuasa menahan air matanya.

Duduk di kursi pengunjung baris kedua sebelah kiri, Leni langsung menunduk terisak menangis.

Sedangkan suaminya yang juga ayah kandung Vera tampak lebih tenang tanpa menunjukkan ekspresi apapun saat momen sedih tersebut.

Momen mengharukan itu hanya terjadi selama beberapa saat. Setelah itu, sidang kembali dilanjutkan.

Tampak pula Prada DP kembali tenang menjawab semua pertanyaan oditur yang diberikan padanya.

Tak alami gangguan jiwa

 Dalam pemeriksaan kejiwaan Prada DP pasca membunuh Vera Oktaria, didapat hasil bahwa pria tersebut dalam kondisi normal tanpa ditemukan adanya gejala-gejala gangguan jiwa.

"Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya gejala-gejala gangguan jiwa dari terdakwa. Sehingga saya simpulkan bahwa yang diperiksa tersebut dalam kondisi normal,"ujarnya.

Hal ini diungkapkan Dandenkesyah 02.04.04 Palembang Letkol Ckm dr Hilary SpKJ pada sidang keempat Prada DP yang digelar di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Selasa (13/8/2019).

Hilary menjelaskan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Prada DP di lakukan pada 17 Juni 2019 lalu.

Bertempat di Denpom II Sriwijaya, tes yang dilakukan menggunakan metode wawancara face to face terhadap Prada DP.

Hasilnya, berdasarkan pedoman status kesehatan (stakes) jiwa yang dipakai di ruang lingkup TNI dengan kode J, hasil pemeriksaan terhadap Prada DP menunjukkan kode J2.

Baca: Saat Petani Bandung Memanen Tembakau Kualitas Terbaik

Baca: Ini Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 14 Agustus 2019, Leo yang Jomblo Akan Bertemu Pasangan Hidup

Baca: KPK Tak Masalah Alat Penyadapnya Diaudit BSSN, Tapi Ini Syaratnya

Baca: Viral Mina Banjir dan Terjadi Pemadaman Listrik, Amirul Hajj Jelaskan Kondisi Sesungguhnya

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini 14 Agustus 2019 : Virgo Waspadai Musuh Tersembunyi, Capricorn Bakal Dilema !

"Ada empat kategori penyakit jiwa yang dialami seseorang. Yakni J1, J2,J3 dan J4. Semakin tinggi semakin parah.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pemeriksaan kejiwaan Prada DP dilakukan kurang lebih selama 2 jam.

Sementara, untuk hasil pemeriksaan terdakwa menunjukkan hasil J2. Artinya masih dalam batas normal dan tidak ditemukan adanya gangguan jiwa,"jelasnya.

Termasuk saat mengikuti tes penerimaan calon tamtama pada 2018 lalu, Hillary mengungkapkan tidak mendapati kejanggalan dari Prada DP yang saat itu masih berstatus sebagai calon siswa.

Sebab dari hasil tes wawancara psikologi, Prada DP dinyatakan sehat dan tak mengalami gangguan jiwa.

"Saat itu saya yang periksa dan semuanya normal. Tidak ada gejala yang aneh-aneh padanya,"ujar Hilary.

Maka, berdasarkan pemeriksaan tersebut, Hilary menegaskan bahwa Prada DP dapat mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya.

"Ada beberapa kategori kondisi kejiwaan. Yakni ada kondisi jiwa Normal, batas normal, kecenderungan dan yang paling parah dalam Kondisi sakit.

Sedangkan terdakwa masuk dalam kategori masih batas Normal dan bisa mempertanggungjawabkan tindak yang dilakukannya,"ujar Hilary.

Cara Identifikasi Prada DP

Dalam mengungkapkan pembunuhan yang dilakukan Prada Deri Pramana (Prada DP) terhadap Vera Oktaria, pihak kepolisian menggunakan kecanggihan alat Inafis Portable System (IPS).

Kaur Identifikasi Satreskrim Polres Muba Aipda Chandra Kartika menjelaskan, IPS merupakan metode pencocokan sidik jari dengan data perekaman E-KTP di dinas penduduk catatan sipil (Disdukcapil).

Hal ini diungkapkannya pada sidang keempat Prada DP di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Selasa (13/8/2019).

"Saat di lokasi, kami menganalisa tempat kejadian untuk mencari sidik jari yang tertinggal disana,"ujarnya.

Sidang Prada DP di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (8/8/2019). TRIBUNSUMSEL.COM/SHINTA DWI ANGGRAINI (Tribunsumsel.com/Shinta Dwi Anggraini)

"Dari hasil penyelidikan didapat ditemukan sidik jari jempol kiri dan telunjuk kiri ditemukan di pintu depan kamar mandi. Serta Di botol mineral jari manis kanan," tuturnya.

Namun dalam proses pengungkapan kasus tersebut, petugas sempat mengalami sejumlah kendala.

Diantaranya petunjuk yang sangat minim di lokasi kejadian. Hal ini dikarenakan hampir seluruh kondisi di kamar 06 dalam keadaan tanpa jejak yang ditinggalkan pelaku.

"Selain itu kami juga mengalami kendala dikarenakan koneksi yang tak stabil saat melakukan IPS di lokasi kejadian. Sehingga kami memutuskan untuk kembali pulang ke Polres,"kata Chandra.

Lanjutnya, ada empat nama yang keluar saat proses pencocokan sidik jari berlangsung.

Namun dari nama-nama tersebut, Prada DP yang memiliki skor tertinggi yakni 7,6 persen.

"Kita data download data sidik jari jempol kiri yang ditemukan.

4 Kekejaman Prada DP, Pelaku Mutilasi Vera Oktaria, Beri Keterangan Palsu hingga Jual Motor sang Pacar untuk Beli ((KOMPAS.com/AJI YK PUTRA))

Hasilnya, identik ada 12 titik persamaan. Setelah ada persamaan itu, kita langsung samakan lagi dengan telunjuk kiri.

Sama, hasilnya identik juga dengan yang bersangkutan (Prada DP),"ujarnya.

Chandra mengungkapkan, setelah mendapat identitas tersebut, dirinya langsung bergegas melaporkan ke Kasatreskrim Polres Muba.

Selanjutnya, dilakukan pencocokan terhadap data pembanding ke tim Inafis Polda Sumsel.

Hasil yang dikeluarkan tersebut juga sama dari pemeriksaan sebelumnya dan tetap mengarah pada satu orang yakni Prada DP.

"Hasilnya mengarah kuat ke terdakwa," ujarnya.

Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabur dari Pendidikan, Prada DP Ingin Bekerja di Kampung Halaman Mantan Pacar" 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini