Berikut lima pesan damai pasca kerusuhan di Papua - ungkapan permintaan maaf hingga gubernur temui pendemo
TRIBUNNEWS.COM - Berikut lima pesan damai pasca kerusuhan di Papua - ungkapan permintaan maaf hingga gubernur temui pendemo.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Malang Sutiaji dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, justru meminta maaf atas insiden yang menimpa para mahasiswa di wilayah mereka.
Mereka pun juga membantah telah ada pemulangan mahasiswa Papua di wilayah mereka.
Risma maupun Sutiaji justru mengungkapkan, para mahasiswa pasti terlibat dalam setiap agenda kegiatan pemerintah kota.
Baca: Berita Terkini Kerusuhan di Manokwari Papua, Deretan Kerusakan hingga Pernyataan Wapres JK
Baca: KRONOLOGI AWAL Kerusuhan di Manokwari hingga Kondisi Papua Terkini, Bermula dari Malang-Surabaya
Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak warga Papua di Jawa Barat untuk menjaga kekompakan pasca- kerusuhan di Manokwari.
Berikut ini pesan damai sejumlah kepala daerah pasca-kerusuhan di Manokwari:
1. Gubernur Jawa Timur minta maaf kepada rakyat Papua
Khofifah mengaku telah menelepon langsung Gubernur Papua dan meminta maaf terkait kejadian di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, yang memicu kerusuhan di Manokwari.
"Kami telepon gubernur Papua, mohon maaf. Sama sekali itu bukan suara Jatim. Harus bedakan letupan bersifat personal dengan apa yang menjadi komiten Jatim," kata Khofifah dalam jumpa pers bersama Kapolri Jenderal TNI Tito Karanvia sebagaimana ditayangkan di Kompas TV, Senin.
Khofifah mengatakan, dirinya sering berkomunikasi dengan mahasiswa Papua, bahkan mahasiswa Papua sering diundang dalam setiap acara penting di Jawa Timur.
2. Wali Kota Surabaya: Kalau itu kesalahan kami, saya mohon maaf
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan juga meminta maaf jika ada kesalahan terkait kejadian di Surabaya terhadap para mahasiswa Papua.
"Kalau itu ada kesalahan kami di Surabaya, saya mohon maaf. Tapi tidak ada kami sengaja mengusir. Bagi saya dan pejabat Pemkot, forum pimimpinan daerah Surabaya, kita tetap dalam satu kesatuan bangsa indonesia," jelas Risma.
Risma menambahkan, sejak dulu Pemkot Surabaya selalu bekerjasama dengan mengikutsertakan mahasiswa Papua untuk kegiatan-kagiatan yang dilakukan Pemkot Surabaya.
Baca: Presiden Jokowi Tanggapi Kasus Kerusuhan di Papua: Emosi Boleh, Tetapi Memaafkan Lebih Baik
3. Wali Kota Malang turut minta maaf
Wali Kota Malang Sutiaji juga meminta maaf atas kericuhan yang terjadi pada Kamis (15/8/2019) lalu.
"Kalau kemarin ada insiden kecil atau dimaknai besar, itu kalau antar masyarakat atas nama Pemerintah Kota Malang saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bahwa kemarin itu di luar sepengetahuan kami juga," katanya.
Dirinya mengaku telah mengumpulkan sejumlah warga yang terlibat bentrokan di Kota Malang dengan sejumlah mahasiswa Papua beberapa waktu lalu.
"Setelah itu kami kumpulkan, para kelompok kami, saya kumpulkan semua. Saya berikan paparan kepada mereka bahwa siapapun berhak untuk menyampaikan pendapat," katanya.
4. Gubernur Jabar: Media perbanyak kisah inspiratif tentang Papua
Ridwan Kamil mengajak warga Papua di Jawa Barat untuk saling menjaga kekompakan.
Dirinya pun siap membuka ruang dialog bagi warga Papua di Jabar yang ingin menyampaikan aspirasinya.
"Jabar bagian dari Indonesia, Papua juga. Kita saling jaga kekompakan dan kesatuan, lain-lain bisa dibicarakan dan didiskusikan. Jabar mengedepankan dialog," kata Emil saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Senin (19/8/2019).
Emil berharap insiden yang muncul di sejumlah daerah tak terjadi di Jabar.
Meski demikian, Emil menilai konflik semacam ini tak bisa dianggap remeh.
"Justru media sekarang saya minta perbanyak cerita inspiratif masyarakat Papua di Jabar supaya mengimbangi dinamika di luar. Jangan disepelekan dinamika politik seperti ini," tuturnya.
5. Saat Gubernur Papua temui para pendemo
Gubernur Papua Lukas Enembe menemui ribuan pengunjuk rasa di Lapangan Apel Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura, Senin (19/8/2019) sore.
Enembe menyatakan, bila Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah meneleponnya untuk meminta maaf atas aksi yang diterima mahasiswa Papua, di Surabaya pada 16 Agustus 2019.
"Saya sampaikan, orang Papua mencintai Gus Dur, Ibu Gubernur tuh kadernya Gus Dur, kenapa mahasiswa saya dianiaya seperti itu hanya karena masalah bendera, tidak dibenarkan," kata Enembe, Senin.
Gubernur Enembe juga mengkritik sikap dikriminasi dan rasis yang diduga menimpa sejumlah warga Papua
"Saya sudah sampaikan ke pemerintah, orang Papua punya martabat yang tinggi, harga diri yang tinggi, terbukti anak-anak saya sekarang di seluruh dunia, 1.500 orang saya kirim dan mereka berhasil mencapai nilai yang bagus. Kenapa 74 tahun Indonesia merdeka masih ada orang yang berpikiran seperti zaman penjajahan," tutur dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Pesan Damai Pasca-Kerusuhan Papua, Ungkapan Maaf hingga Cintai NKRI"