TERKINI Kontak senjata di Papua, Polri duga KKB terlibat hingga Moeldoko sebut ada provokasi.
TRIBUNNEWS.COM - Berita terkini kontak senjata di Kabupaten Deiyai, Papua, Polri menduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) terlibat.
Tak hanya itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada provokasi.
Unjuk rasa berujung kontak senjata diketahui terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai pada Rabu siang.
Mengutip Kompas.com, koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan unjuk rasa dilakukan sebagai lanjutan aksi protes terhadap tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Baca: Foto-foto Anggota Polisi jadi Korban Kontak Senjata di Papua
Baca: Jumlah Korban Kontak Senjata di Papua dari Massa dan Aparat Keamanan Versi Polisi
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, menyebutkan unjuk rasa dilakukan untuk meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.
Akibat kontak senjata di Deiyai, Papua, satu anggota TNI AD, Serda Rikson dari Kodam II Sriwijaya tewas terkena panah dan sabetan perang.
Sementara dua anggota TNI AD lainnya dan tiga anggota Polri mengalami luka-luka.
Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut berita terkini mengenai kontak senjata di Papua:
1. KKB terlibat
Polri memastikan KKB terlibat dalam kontak senjata dengan aparat keamanan yang terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua pada Rabu.
"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu.
Namun, polisi mengatakan belum dapat mengidentifikasi asal-usul kelompok tersebut.
2. Ada provokasi
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan kontak senjata di Deiyai, Papua merupakan upaya provokasi KKB.
Baca: Identitas Korban Kontak Senjata di Deiyai Papua, Satu Anggota TNI Tewas, 3 Anggota Polri Luka-luka
Baca: Korlap Aksi Massa yang Bentrok di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Jadi Tersangka
"Ya memang ada. Jadi yang sering saya katakan, itu memang poros gerakan politiknya sedang masif."
"Karena yang kemarin saya juga katakan bahwa ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua," jelas Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Moeldoko meminta aparat keamanan untuk tidak emosional menghadapi KKB, juga tak terpancing provokasi.
Ia mengkhawatirkan jika sampai terpancing provokasi, tindakan menjadi tidak terkontrol.
"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol."
"Memang sengaja provokasi untuk itu, tujuanya apa, agar kita melakukan tindakan."
"Apalagi TNI-Polri, itu sungguh sangat diharapkan. Ada korban baru (berita) digulirkan itu," tutur Moeldoko.
3. Imbauan Polri
Terkait kontak senjata di Deiyai, Papua, Polri mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.
"Terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat, untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti terjadinya kericuhan, dan tindakan anarkistis lainnya," imbau Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu.
Baca: Kontak Senjata di Papua - Identitas Korban dari TNI dan Polri hingga Kondisi Terkini
Baca: UPDATE Baku Tembak di Deiyai, Papua, Kondisi Terkini hingga Seorang Anggota TNI AD Tewas
Ia mengungkapkan saat ini aparat keamanan tengah berupaya mengendalikan massa dan menjaga situasi agar tetap kondusif.
4. Kronologi versi Polri
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, menuturkan aksi unjuk rasa digelar Rabu pagi di halaman Kantor Bupati Deiyai untuk menuntut bupati menandatangani referendum.
Aksi unjuk rasa tersebut awalnya hanya berjumlah 150 orang.
Di sela-sela tuntutan pengunjukrasa, aparat kepolisian dan TNI sempat berhasil melakukan negosiasi.
Namun, tiba-tiba sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru, membawa senjata tajam, bahkan diduga senjata api.
Saat itulah kontak senjata terjadi antara massa dan aparat keamanan.
Dedi mengatakan massa yang tiba-tiba datang tersebut diduga kuat merupakan KKB.
"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ucap Dedi.
5. Kronologi versi koordinator aksi
Baca: Polisi Tetapkan Satu Tersangka Terkait Kasus Rasisme di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya
Baca: TNI Tewas Dipanah saat Kontak Senjata di Deiyai Papua akan Dievakuasi ke Nabire atau Timika Besok
Koordinator aksi, Yul Toa Motte, menyebutkan massa yang mengikuti unjuk rasa awalnya berjumlah 500 orang.
Unjuk rasa yang dilakukan di halaman Kantor Bupati Deiyai pada Rabu pukul 09.00 WIT tersebut merupakan lanjutan aksi protes terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Namun, sekitar pukul 13.00 WIT kerusuhan pecah setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata.
Kemudian kontak senjata terjadi.
”Kemudian dilanjutkan dengan timah peluru. Saya lihat sendiri dengan mata sendiri,” kata Yul.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)