TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Syafii Maarif memberi saran kepada pemerintah untuk mengedepankan kearifan untuk menyelesaikan persoalan di Papua dan Papua Barat.
Melansir Kompas.com, pemerintah pusat harus melakukan pendekatan khusus untuk meredam konflik yang terjadi di Papua dan Papua Barat selama dua pekan belakangan.
Baca: Kata Eggi Sudjana Soal Rusuh Papua, Kalau Model Separatis, Jokowi Mestinya Terjunkan Kopassus
"Tingkatkan kearifan lokal dan kearifan nasional. Semua pihak harus saling menerima," kata Buya Syafii Maarif, di Padang, Selasa (3/9/2019).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengatakan, selain pendekatan sosial dan ekonomi, pemerintah harus melakukan pendekatan antropologis kepada masyarakat Papua.
Hal itu karena Papua masuk ke Indonesia tidak sejak tahun 1945.
Papua masuk ke Indonesia belakangan dibandingkan provinsi yang lain.
"Pemerintah harus memahami betul rakyat Papua, memahami asal usul dan kultur di daerah tersebut," kata dia.
Soal adanya dugaan pihak luar negeri menunggangi kerusuhan itu, Buya Syafii Maarif tidak menampik hal itu.
"Kalau kita kuat dari dalam, yang manunggangi tak akan berhasil. Kita masih kuat dari dalam," ujar Buya Syafii Maarif.
Baca: Jokowi Undang Warga Yapen dan Nduga Papua Makan Siang di Istana
Buya Syafii Maarif menyebutkan, pemerintah pusat juga harus mencegah upaya pihak-pihak di Papua yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.
"Harus dicegah dengan dengan cara yang arif dan bijaksana, sehingga Papua dan Papua Barat kembali tentram di bawah NKRI," kata dia.
Penulis: Kontributor Padang, Perdana Putra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ini Usul Buya Syafii Maarif untuk Atasi Kerusuhan di Papua
Pesan Romo Benny Susetyo