TRIBUNNEWS.COM- Seorang mahasiwa S2 ITB ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya pada Selasa (3/9/2019) sore.
Ditemukan pula surat kontrol dari sebuah RS di Bandung.
Dalam surat tersebut ada keterangan, korban mengalami depresi.
Mahasiswa bernama Muhtar Amin (25), ditemukan tewas dengan cara gantung diri di dalam kamar kostnya di Jalan Sadang Hegar, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Muhtar ditemukan setelah seorang teman yang merasa curiga karena ada tali tambang biru yang tampak terlilit di kusen pintu.
Baca: Jenazah TKI Korban Pembunuhan di Taiwan Akan Tiba Hari ini di Bandara Sam Ratulangi
Baca: Fakta Baru 2 Mayat Dibakar di Mobil: AK Sudah Berkali-kali Rencanakan Pembunuhan, Termasuk Santet
"Diketahui oleh temannya yang curiga melihat ada tali tambang biru terlilit di kusen pintu," kata Kapolsek Coblong, AKP Auliya Djabar, Rabu (4/9/2019), dikutip dari Tribun Jabar.
Saksi langsung memanggil teman yang lain.
Saat berusaha mendobrak pintu, saksi dan beberapa warga kesulitan membuka seperi ada yang mengganjal.
Ternyata, tubuh Muhtar Amin menggantung membelakangi pintu.
Polisi yang mendapat laporan kasus tersebut langsung menuju lokasi.
Selain jasad Muhtar Amin, polisi juga menemukan adanya surat kontrol dari RS Melinda 2.
Dalam surat kontrol tersebut terdapat keterangan bahwa korban mengalami depresi.
"Ditemukan surat kontrol dari RS Melinda 2 kejiwaan menerangkan, korban mengalami depresi," kata Auliya, dikutip dari Kompas.com.
Polisi menduga, saat ditemukan, korban belum lama meninggal.
Polisi juga tak menemukan adanya kekerasan fisik dalam tubuh korban.
Jasad Muhtar Amin langsung dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung.
Muhtar Amin merupakan mahasiswa S2 jurusan Mikro Elektronik dan berasal dari Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca: Pengakuan Aulia Kesuma Ungkap Asal Usul Pernikahan, Utang Rp 10 Miliar, Hingga Inspirasi Pembunuhan
Baca: TERKINI Video Asusila Selebgram Banjarmasin: Pemeran Tak Terjerat Hukum hingga Wali Kota Prihatin
Semasa hidup, Muhtar Amin dikenal sebagai sosok yang punya prestasi baik.
Menurut penuturan Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB, Miming Raharja, yang dikutip dari Tribun Jabar, korban memiliki IPK nyaris sempurna.
Miming menyebut, Muhtar adalah sosok mahasiswa yang rajin dan pandai.
Ia juga salut karena Muhtar hampir mendapat nilai A di seluruh mata kuliah.
"IPK S2 almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. luar biasa itu IPK-nya, A semua hampir 4.0," katanya melalui sambungan telepon, Rabu (4/9/2019).
Bahkan sejak kecil, Muhtar Amin juga dikenal cerdas.
Miming mengatakan, Muhtar pernah menjadi juara olimpiade IPA.
Ia juga pernah mendapat beasiswa ke Turki.
Lebih lanjut, Miming menyebut, Muhtar AMin juga sempat menulis keluhan wajar di dalam blognya.
Sementara dari soal pergaulan, Muhtar juga dikenal memiliki banyak teman.
"Dari blognya terindikasi ada beberapa keluhan-keluhan tapi yang wajar seperti biasa, tidak ada yang menduga bisa bertindak sejauh itu," katanya.
"Dia punya cukup banyak sahabat dan kalau saya dengar dari teman-temannya ya kaget, tidak menyangka kejadian seperti ini," dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com/Miftah, Tribun Jabar/Widia Lestari, Fidya Alifa Puspafirdausi, Kompas.com/Agie Permadi)