News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Hari Ini

Gempa Hari Ini - Gempa Kekuatan 4 Guncang Enrekang Sulawesi Selatan, Sore Ini

Penulis: Sri Juliati
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BMKG mencatat, gempa berkekuatan 4 mengguncang wilayah Enrekang Sulawesi Selatan, sore ini.

BMKG mencatat, gempa berkekuatan 4 mengguncang wilayah Enrekang Sulawesi Selatan, sore ini.

TRIBUNNEWS.COM - adan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa mengguncang wilayah Enrekang Sulawesi Selatan, Kamis (5/9/2019) pukul 17.17.21 WIB.

Gempa berkekuatan 4 itu berpusat di darat 7 Km Barat Enrekang dengan kedalaman 10 Km.

Gempa yang terjadi sore ini terasa dalam skala MMMI I-III di Enrekang.

Gempa dengan skala I MMI berarti getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.

Sementara skala II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Skala III MMI, artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

"#Gempa Mag:4, 05/09/2019 17:17:21 (Pusat gempa di darat 7 Km Barat Enrekang), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II-III Enrekang," tulis akun Twitter BMKG.

Sebanyak 673 Gempa Terjadi Selama Agustus 2019

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, 673 gempa mengguncang wilayah Indonesia selama Agustus 2019.

Dari 673 gempa tersebut, tiga di antaranya bersifat merusak.

Dalam sebuah utas di akun Twitter resmi BMKG, @infoBMKG dijelaskan, gempa bumi berkekuatan di atas 5,0 telah terjadi sebanyak 22 kali.

Sementara gempa bumi yang guncangannya dirasakan, terjadi sebanyak 56 kali.

Baca: Gempa Hari Ini Kamis 5 September 2019 Guncang Ternate, BMKG Imbau Waspada Gempa Susulan

Baca: Gempa Hari Ini: BMKG Catat Gempa M 4.9 Guncang Halmahera Barat Rabu Malam, Dirasakan hingga Manado

Tiga gempa yang merusak tersebut, pertama gempa di selatan Banten yang terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.

Gempa berkekuatan 6,9 tersebut sempat berpotensi tsunami walau akhirnya, peringatan dini itu dicabut dua jam kemudian.

Gempa yang terasa di sebagian Pulau Jawa hingga Bali tersebut merusak tujuh bangunan rumah.

Rumah itu tersebar di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sukabumi.

Baca: Pasha Ungu Menangis Ceritakan Terjadinya Bencana Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala

Baca: Info BMKG: Gempa Bumi M 3.0 Guncang Tenggara Obi, Maluku Utara, Selasa (03/9/2019) Siang

Gempa yang merusak kedua terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (12/8/2019) pukul 05.51.30 WIB.

Gempa bermagnitudo 5,0 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan di Pantai Pancar dan Rajegwesi, Banyuwangi.

Bahkan dalam sehari, terjadi dua gempa yang mengguncang wilayah Banyuwangi dan dirasakan sebagian Bali dan Jember.

Gempa ketiga yang bersifat merusak terjadi di Kaki Gunung Salak pada Jumat (23/6/2019) pukul 11.10 WIB.

Gempa berkekuatan 4,0 menyebabkan beberapa bangunan rumah warga rusak ringan di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Dikutip dari Kompas.com, gempa ini juga dirasakan hingga wilayah Jakarta meski dalam skala kecil.

Selain di Jakarta, gempa bumi tektonik ini juga dirasakan warga di daerah perbatasan Sukabumi dengan Bogor serta Sukabumi Jawa Barat dengan Bayah Banten di Kecamatan Kabandungan dan Cisolok, serta sekitar kaki Gunung Salak.

Selain itu, selama Agustus 2019, tulis akun BMKG, juga terjadi gempa swarm.

Swarm merupakan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.

Fenomena swarm di Indonesia sudah terjadi beberapa kali.

Misalnya aktivitas swarm di Klangon Madiun (Juni 2015), Jailolo Halmahera barat (Desember 2015), dan Mamasa Sulawesi Barat (November 2018).

Gempa swarm Madiun terjadi pada Sabtu (3/9/2019).

Pada hari itu, terjadi gempa lebih dari 19 kali dalam sehari.

Gempa swarm juga terjadi di sebelah baratdaya Kaki Gunung Salak pada 10 hingga 28 Agustus 2019.

Selama sekitar 18 hari itu, terjadi gempa lebih dari 84 kali.

Hal ini masyarakat di kaki Gunung Salak resah dan sebagian mengungsi di perkebunan teh.

"Patut disyukuri, aktivitas Swarm saat ini sudah mereda," tulis akun @infoBMKG.

Masih dari akun BMKG, pada beberapa kasus, gempa swarm terjadi di zona gunungapi.

Gempa swarm dapat terjadi di kawasan yang mengalami medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas magmatik.

Selain berkaitan dengan kawasan gunungapi, beberapa laporan menunjukkan, aktivitas gempa swarm juga dapat terjadi di kawasan non volkanik.

Gempa swarm memang dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan (fractures).

Terjadinya gempa swarm, setidaknya menjadikan pembelajaran tersendiri untuk masyarakat, karena fenomena ini jarang terjadi.

BMKG mengakui, dampak gempa swarm memang meresahkan masyarakat.

"Jika belajar dari berbagai kasus gempa swarm di berbagai wilayah sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm memiliki struktur yang kuat," tulis @infoBMKG.

(Tribunnews.com/Miftah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini