Teriakan Fauziah membuat tetangganya terbangun, termasuk Mustia (33) sepupu Hambali, yang tinggal di dekat lokasi kejadian.
Menurut Mustia, saat terbangun dan ke luar rumah, dia melihat asap menyembul ke luar dari dalam rumah.
Sempat dia menggedor pintu rumah dua kali, tapi Hambali tidak ke luar.
Mustia bersama warga lain mencoba memecahkan kaca depan dan samping, tapi api semakin membesar dalam rumah.
Dia bergerak mendobrak pintu belakang, tapi tetap tidak bisa menerobos masuk, karena api semakin besar.
Mustia bersama warga bahu membahu mengangkut dan menyiramkan air untuk memadamkan api.
Setelah api padam, warga menemukan jenazah Hambali tergeletak di atas tumpukan padi.
Hambali mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya.
Jenazahnya sudah dikebumikan di pemakaman umum desa setempat.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Ari Lasta Irawan, melalui Kalpolsek Sawang Ipda Zahabi, menyebutkan, berdasarkan hasil penyelidikan awal, sekitar pukul 02.00 WIB, korban tidur seorang diri di rumah bantuan desa tersebut.
Sedangkan ibu dan adiknya, tidur di rumah neneknya yang terletak bersebelahan.
Baca: Jadi Penyebab Kecelakaan di Cipularang Over Load, Manajemen Truk Bakal Jadi Tersangka Selanjutnya?
Baca: CCTV yang Terpasang di Lokasi Tol Cipularang Tak Berfungsi Saat Kecelakaan Terjadi
Sekitar pukul 04.00 WIB, ibu korban melihat asap yang keluar dari ventilasi rumah, sehingga langsung meminta bantuan ke warga lainnya.
Sekitar 20 menit kemudian, api pun berhasil dipadamkan.
Selanjutnya ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Hasil penyelidikan sementara, diduga api berasal dari api rokok yang terjatuh saat korban tertidur.
Selanjutnya api membakar kasur kapuk hingga menjalar ke seluruh rumah.
Semua isi rumah ikut terbakar.(bah)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Pilu di Balik Kebakaran di Sawang, Azan Terakhir Hambali di Tengah Kobaran Api