TRIBUNNEWS.COM,PALEMBANG- Dokter menemukan bakteri di paru-paru Elsa Fitaloka, Bayi yang meninggal Senin (16/9/2019) dini hari, setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit.
Diduga awalnya Elsa terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Gejala ISPA sudah dirasakan oleh kedua orang tua korban, sebelum harus menerima kenyataan bahwa bayi mereka Elsa Fitaloka meninggal.
Sebelum Terpapar Kabut Asap dan Elsa Fitaloka meninggal pada Senin (16/9/2019) dini hari, Elsa sudah terlihat tanda-tanda menderita ISP dengan sertai filek dan batuk sebagai ciri-ciri ISPA pada umumnya.
Tanda-tanda ISPA yang dialami bayi yang baru berumur 4 bulan itu, sudah terlihat satu hari sebelum Elsa Fitaloka meninggal.
"Sebelumnya, batuk, pilek dan perutnya sering kembung. Puncaknya semalam, seperti tidak bisa bernafas. Tetapi masih sadar dan mau minum ASI," ujar Ngadirun saat ditemui di rumah duka yang berada di Desa Yang Buluh RT 08 Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, Senin (16/9/2019).
Baca: Batuk-batuk, Bayi Usia 4 Bulan di Sumsel Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap
Baca: Thareq Habibie Blak-blakan Jelaskan Kondisi Penglihatannya Hingga Pakai Penutup Mata Bak Nick Fury
Baca: Kabut Asap Kacaukan Jadwal Penerbangan, Bandara Tutup,Pesawat Batal Terbang dan Dialihkan Pendaratan
Terpapar Kabut Asap tebal
Seperti diketahui, Terpapar Kabup Asap, karena kabut asap sejauh ini makin tebal dan menyelimuti kota Palembang, Elsa Fitaloka meninggal karena diduga Anak kedua pasangan Ita Septiana (27) dan Ngadirun (34) ini, sempat menjalani perawatan.
Elsa Fitaloka meninggal setelah sempat dirawat di RS Ar Rasyid Palembang, Minggu (15/9/2019) pukul 18.35, bayi berumur 4 bulan ini, memang mengalami gejala-gejala ISPA sebelum meninggal.
Elsa Fitaloka meninggal setelah sebelumnya mengalami batuk-batuk dan juga disertai pilek.
Elsa Fitaloka Meninggal diduga karena Terpapar Kabut Asap. Karena Paginya, kondisi Elsa kian tidak bagus.
Sehingga kedua orangtuanya memilih untuk membawa anaknya ke bidan desa untuk diperiksa.
Sampai di tempat bidan desa, sang bidan menyarankan agar Elsa segera dibawa ke rumah sakit agar bisa mendapatkan pengamanan lebih intensif.
Pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa ke RS Sukajadi KM 14 Banyuasin. Di sana, setelah sempat mendapatkan perawatan pihak rumah sakit menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatan medisnya.
Dari itulah, pihak keluarga memutuskan membawa Elsa ke rumah sakit yang ada di Palembang.
Elsa, dibawa ke rumah sakit Ar Rasyid KM 7 Palembang.
Setelah sempat mendapatkan pemeriksaan, disarankan untuk dibawa ke RSMH Palembang untuk penanganan lebih serius.
"Dari pihak RS Ar Rasyid menelepon ke RSMH, tetapi disana katanya belum ada kamar. Jadi belum bisa dibawa ke sana, makanya jadi menunggu lagi. Di Ar Rasyid, terus dilakukan perawatan sambil menunggu ada kamar di RSMH. Beberapa kali ditelepon, tetapi dari RSMH katanya tetap tidak ada kamar," ujar Ngadirun yang didampingi keluarganya Agus Darwanto yang juga Wakil Ketua Badan Pemusyawarayan Desa.
Lantaran belum ada kamar, sehingga diputuskan Elsa untuk dirawat ke kamar kelas 3 yang ada di RS Ar Rasyid.
Penanganan sempat dilakukan, sampai dokter spesialis anak datang dan setelah diperiksa dokter memang menyarankan agar Elsa segera dibawa ke RSMH Palembang.
Menurut Ngadirun, dokter memerintahkan agar Elsa segera dipindahkan ke RSMH Palembang untuk cepat penanganan lebih serius.
Karena, kondisinya sudah sangat lemah dan nafasnya juga harus dipacu dengan alat.
Sedangkan, di RS Ar Rasyid alat yang dibutuhkan belum memadai.
"Kata dokter harus dibawa ke RSMH, untuk masalah kamar abaikan dulu. Bila sudah di RSMH, alatnya ada dan bila terjadi sesuatu bisa cepat dilakukan tindakan. Jadi saya mau, dan mengurus administrasinya agar bisa keluar dari RS Ar Rasyid," ungkapnya.
Ditemukan adanya Bakteri
Namun, takdir berkata lain. Ketika akan dibawa ke RSMH Palembang nyawa Elsa tidak dapat tertolong lagi. Elsa menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 18.35.
Pihak keluarga yang sudah berusaha, akhirnya hanya bisa pasrah dan memutuskan membawa jenazah Elsa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Menurut Ngadirun, dari penjelasan dokter jaga di IGD ketika masuk kemungkinan awal karena ISPA.
Namun, dari keterangan dokter spesialis anak yang memeriksa Elsa, bila ada masalah di paru Elsa atau ada bakteri.
Meski sudah diberikan infus dan oksigen, tetap saja nyawa Elsa tidak dapat di tolong lagi.
Rencananya, jenazah Elsa Fitaloka akan dimakamkan di TPU Desa Talang Buluh Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin hari ini.(TRIBUN SUMSEL M ARDIANSYAH)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Diduga Awal Terkena ISPA Dokter Juga Temukan Bakteri di Paru-Paru Esla Fitaloka,