Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Prasetia Aryawan
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ayu Pande Trisnawati (36), Warga Banjar Sambian Tengah, Desa Timpag menangis terisak di depan ruang jenazah BRSU Tabanan, Senin (16/9) malam.
Ia tidak percaya, suaminya, I Nengah Weda Wisnawa (48) meninggalkannya untuk selamanya.
Weda ditemukan tewas di dasar jurang berkedalaman kurang lebih 30 meter.
Diduga ia terpeleset saat sedang berburu tupai di tegalan Banjar Angligan, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.
Ayah Korban, I Nengah Suandra (67) menuturkan, anaknya memang hobi berburu ke tegalan saat hari libur kerja.
Weda sudah pergi untuk berburu sejak pukul 07.00 Wita di sekitar tegalan Banjar Angligan.
Baca: Beratnya Seleksi Kopassus, Sebrangi Jurang hingga Uji Kecerdasan, Pernah Tak Luluskan 3900 Prajurit!
"Saya tak pernah ada firasat apa sebelumnya karena anak saya ini memang hobi mabedilan (berburu dengan senapan angin)," ujar Suandra dijumpai Tribun Bali di depan Ruang Jenazah BRSU Tabanan, Senin (16/9/2019).
Hari menjelang sore, karyawan sebuah hotel di Badung ini justru tidak pulang.
Istrinya bersama ibu kandung korban, Ni Wayan Sukaniasih mencari ke lokasi yang memang menjadi tempat biasa korban berburu.
Mereka sontak kaget saat menemukan senapan angin dan sepeda motor Weda.
Setelahnya, mereka dengan masyarakat berusaha mencari Weda.
Hingga akhirnya, seorang warga melihat korban dalam posisi telungkup di jurang.
Baca: Terungkap 3 Pelaku Pemerkosaan Mayat Remaja Perempuan 13 Tahun yang Dibunuh dengan Golok
Mereka kemudian bersama-sama turun untuk mengevakuasi namun saat tiba di bawah, Weda ternyata sudah tak bernyawa.
Setelah berhasil membawa tubuhnya naik, korban kemudian dibawa menuju BRSU Tabanan menggunakan mobil jenazah.
Korban meninggalkan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan seorang istri.
"Ia ditemukan dalam posisi telungkup dan meninggal dunia," ujarnya.
Medan Terjal
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widyatmika mengatakan, pihaknya menerima laporan pukul 17.00 Wita.
Setelah dipastikan, tim meluncur ke lokasi dan melakukan evakuasi bersama masyarakat dan kepolisian.
Trisna menuturkan, karena lokasi yang cukup terjal, proses evakuasi cukup sulit.
Mereka harus turun jurang sedalam 30 meter.
Setelah di lokasi, warga dan petugas langsung membuat tandu berbahan bambu dengan alas kain untuk membawa korban ke atas.
Proses evakuasi juga melewati sungai Yeh Ho kemudian menuju ke arah barat atau melalui jalur Setra Desa Gadungan dengan cara digotong bersama sama.
Baca: Penemuan Mayat Pria di Sawah Gegerkan Warga Desa Teja Timur Pamekasan
Jaraknya sekitar dua kilometer dari lokasi ditemukan hingga areal sebelah timur Setra Gadungan.
"Proses evakuasi cukup lama mengingat lokasi yang terjal dan medan yang sulit. Namun bersyukur setelah sampai di atas langsung dibalut dengan kantong jenazah," tuturnya.
Kerap di Lokasi
Kapolsek Kerambitan, Kompol I Wayan Suana mengatakan, korban meninggal diduga karena terpeleset kemudian jatuh ke dasar jurang.
Kemungkinan saat itu, Weda sedang membidik atau melihat sasaran tembaknya.
Meski demikian, korban disebut cukup sering melintasi lokasi tersebut.
"Dugaan sementara korban jatuh karena terpeleset. Kemudian juga terbentur kayu dan batu yang ada di bawah saat terjatuh itu. Belum jelas ia jatuh saat membidik sasarannya atau sedang mencari sasarannya. Di lokasi di atas jurang tergolong datar dan korban kerap melintasi lokasi tersebut," urainya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Ayu Pande Menangis Temukan Suaminya Tewas di Dasar Jurang, Korban Diduga Terpeleset Saat Berburu Ini