Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabut asap yang makin pekat dan menyebabkan kualitas udara di Jambi masuk kategori berbahaya diamini oleh Asisten Pemerintah Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jambi, Apani Saharudin.
"Kualitas udara di Jambi itu fluktuaif ya, tidak stagnat. Kadang kondisi udara terburuk itu pada malam hari. Sudah beberapa kali, malam hari udaranya buruk. Setiap hari selalu berubah, dari Dinas Lingkungan Hidup Jambi pantau terus kualitas udara," ungkap Apani dalam forum diskusi bertema : Tanggap Bencana Karhutla di Gedung Serbaguna Kemenkominfo, Senin (23/9/2019) di Jakarta Pusat.
Apani melanjutkan dampak lain dari asap karhutla di Jambi ialah mulai mempengaruhi perekonomian masyarakat. Ini terlihat jelas dari geliat jual beli di pasar.
Baca: 5 Tips Liburan Murah ke Maldives, Tiket Pesawat Mulai Rp 1,8 Jutaan
Baca: Cerita di Balik Freekick Jenius Trent Alexander-Arnold
Baca: Kesaksian Tetangga Terduga Teroris Cilincing soal Bom: Kata Densus, Kesenggol Dikit 3 Rumah Habis
"Dampak lainnya pada ekonomi masyarakat karena mereka enggan keluar, lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. Geliat ekonomi, kondisi pasar terutama pasar rakyat tidak begitu ramai dari biasanya," ungkap Apani.
Selain pasar, kegiatan masyarakat saat Car Free Day CFD) di Jambi juga dalam beberapa minggu terakhir ditiadakan. Di dunia pendidikan, sekolah-sekolah banyak yang diliburkan karena asap Karhutla yang dinilai berbahaya.
"Beberapa minggu ini CFD di Jambi tidak dilakukan lagi. Aktivitas sekolah beberapa kali mulai SD,SMP, SMA terpaksa diliburkan. Mereka diminta belajar di rumah," tambahnya.