Korban dilarikan menggunakan mobil ke RSUD Ungaran oleh warga yang didampingi petugas Polsek Gunungpati.
"Yang satu (Rehan) dalam perjalanan meninggal, terus yang satu lagi (Ridla) kritis," lanjutnya.
Tembok ini diperkirakan berusia satu tahun.
Imam menduga, robohnya tembok nama ini disebabkan kontruksi bagian bawah yang jelek.
"Jadi kondisi tembok kalau dilihat masih bagus karena baru satu tahunan (usianya). Tetapi kurang baik karena tidak pakai cakar ayam," jelas Imam.
Jasad Rehan dimakamkan selepas sholat maghrib.
Adapun Ridlo sudah dipindahkan ke RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang atau RS Klipang guna perawatan lebih lanjut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, turut melayat ke rumah duka di Pakintelan.
Dia bersama rombongan takziah selepas waktu ashar.
Gunawan menyampaikan perasaan duka cita.
Menurutnya, keluarga besar Disdik merasa sangat kehilangan atas musibah yang menyebabkan 1 siswa meninggal tersebut.
Ia menambahkan, kejadian ini murni sebuah musibah.
Instansinya sudah membicarakan secara kekeluargaan dan menyiapkan tali asih bagi keluarga korban.
"Dinas Pendidikan merasa kehilangan. Adapun bagi yang kritis semoga cepat pulih.