Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Pasca kerusuhan pada 29 Agustus 2019 lalu, kini Jayapura, Papua sudah kembali kondusif.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Rabu (2/10/2019), aktifitas masyarakat di Jayapura sudah kembali normal.
Lalu lintas serta angkutan umum angkot, bus dan yang lainnya beroperasi seperti biasanya.
Pelayanan pemerintahan juga sudah normal melayani masyarakat Jayapura.
Baca: Sempat Kabur, Farhat Abbas Diperiksa Atas Laporan Hotman Paris, Nikita Mirzani Beri Sindiran Tajam
Baca: Luca Marini adalah pembalap Moto2 yang juga dikenal sebagai adik Valentino Rossi
Baca: 5 Zodiak Bertalenta yang Unggul Dalam Segala Hal, Capricorn Penuh Semangat, Virgo Pekerja Keras
Meski begitu, bangunan-bangunan yang hangus dibakar massa dalam kerusuhan masih jadi pemandangan umum.
Seperti beberapa rumah warga, dan rumah makan di Jalan Koti, Numbai, Kota Jayapura.
Kemudian bangunan Gedung Telkom di jalan yang sama juga terpantau dipagari seng pasca hangus dibakar massa dalam kerusuhan tersebut.
Mereka yang menjadi korban kerusuhan sementara pindah ke tempat lain.
Selain itu, titik lokasi bangunan hangus akibat kerusuhan juga ditandai dengan tulisan 'korban kerusuhan kebakaran.'
"Sekarang Kota Jayapura sudah kondusif dan aman. Sekolah-sekolah sudah jalan dan ekonomi sudah jalan, ini sudah normal," kata Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano, Rabu (2/10/2019).
Benhur mengatakan bahwa dalam 3 bulan ke depan sampai Desember dan juga tahun 2020 mendatang Papua dipastikan aman dan damai.
Sebab, pengamanan Polri dan TNI di Jayapura juga semakin ketat.
Dia juga mengajak kepada masyarakat Papua khususnya Jayapura untuk terhindar dari berita bohong atau hoaks di medoa sosial yang menjadi penyebab kerusuhan di Jayapura.
"Mari jauhi berita-berita bohong di medsos sebab berita-berita bohong ini menjadi hal-hal konflik di Papua. Saya juga harapkan jangan sampai terjadi konflik horizontal yang mengarah ke sara," katanya.
Pasca Jayapuran kondusif, kawasan Ibu Kota Provinsi Papua ini kini juga menjadi lokasi penampungan para pengungsi Wamenan yang juga mengalami kerusuhan pada 23 September 2019 lalu.
"Kami yang ada di wilayah Jayapura ini selalu berkomitmen dalan NKRI. Dan sekarang ini terjadi kerusuhan di Wamena dan banyak sekali yang eksodus ke Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Langkah yang saya ambil, sya memberikan pelayanan kesehatan dan bantuan kasur.
"Kapolda telah mengeluarkan maklumat supaya tidak ada demo lagi di Jayapura. Saya minta warga mentaati hal ini dan tidak lagi melakukan demo yang anarkis seperti yang terjadi lagi di Wamena tanggal 23, karena masyarakat merasa trauma dan ketakutan. Saya minta kepada warga kota tidak boleh takut, mari kita hidup berdampingan sebagai warga Indonesia yang baik. Kita semua adalah bersaudara," ungkap Benhur.