TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) kembali menggelar kegiatan Chairman’s Challenge 2019.
Kali ini, kegiatan tersebut dilakukan dengan mengembangkan ‘Desa Siaga Bencana untuk Indonesia’ di dua wilayah yang rentan terkena bencana banjir, yaitu Desa Cijayanti dan Kampung Sawah, Desa Leuwinutug, Kabupaten Bogor.
Sejumlah inisiatif dan pembangunan infrastruktur dilaksanakan secara gotong- royong selama lima minggu oleh lebih dari 550 PRUVolunteers (karyawan Prudential Indonesia) bersama komunitas setempat untuk meminimalkan dampak bencana banjir.
Rangkaian kegiatan tahun ini ditutup dengan peresmian renovasi jembatan gantung sepanjang 50 meter sebagai akses penghubung antar desa yang sangat penting bagi masyarakat setempat.
“Tahun ini Prudential Indonesia menjawab tantangan Chairman’s Challenge dengan memberdayakan komunitas di Desa Cijayanti dan Desa Leuwinutug, Bogor, yang secara geografis terletak dekat dengan aliran sungai sehingga sering terdampak banjir. Melalui serangkaian kegiatan yang kami lakukan selama lima minggu, Chairman’s Challenge tahun ini berhasil memberikan dampak positif kepada 2.844 kepala keluarga (9.933 orang) di kedua wilayah tersebut,” kata Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations & Community Investment Director Prudential Indonesia dalam keterangannya, Senin (14/10/2019).
Dia menambahkan, kegiatan Chairman’s Challenge sejalan dengan fokus perusahaan yaitu ‘We DO Good’ -komitmen untuk mewujudkan kebajikan dan memberdayakan masyarakat- dalam pilar Kesehatan dan Keselamatan sebagai bagian dari inisiatif Community Investment Prudential Indonesia.
Kehadiran Desa Siaga Bencana ini juga merupakan perwujudan komitmen Prudential Indonesia dalam membangun komunitas dan generasi penerus yang lebih tangguh dan siap menghadapi bencana,” tambah Nini.
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam, terutama bencana hidrometrologi seperti banjir.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan dalam 10 tahun terakhir, banjir adalah bencana yang paling sering terjadi setelah puting beliung.
Pada 2017, tercatat terjadi banjir hingga 979 kali1. Bencana ini kerap terjadi di Pulau Jawa, termasuk provinsi Jawa Barat yang menempati urutan ketiga tertinggi kejadian banjir dengan jumlah rata-rata 84,9 kali sepanjang 2019.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana ini.
Sepanjang 2019, Desa Leuwinutug dan Desa Cijayanti terhitung telah mengalami tiga kali bencana banjir.
Di Desa Cijayanti, selain masalah banjir yang sudah empat kali merobohkan dan menghanyutkan jembatan, masyarakat juga memiliki kesulitan mengakses air bersih. Bencana banjir juga merusak lahan mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar bertani padi dan singkong
Sejak dimulai awal September lalu, melalui program yang telah disiapkan oleh PJI dan PMI, para PRUVolunteers dan berbagai komunitas lokal secara bergantian berkontribusi dalam membantu mempersiapkan masyarakat agar lebih siap dan siaga dalam menghadapi kemungkinan bencana banjir di kedua wilayah tersebut.
Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan seperti pembangunan jembatan, menanam tumbuhan hingga pembangunan tempat penyimpanan air yang lebih baik.
Di akhir program, pembangunan sarana dan prasarana dan beberapa kegiatan mitigasi banjir telah dilakukan, di antaranya lubang biopori untuk resapan air, penanaman pohon salam untuk mencegah erosi tanah, pembangunan bak sampah komunal serta gudang rescue, pengadaan sumber air bersih di lokasi yang tidak terkena banjir, instalasi early warning system serta jalur evakuasi, pengadaan alat siaga bencana berupa perahu, dayung, Handie Talkie (HT), pelampung, P3K, dan tali lempar, hingga pembangunan jembatan gantung.
Selain itu, secara tidak langsung program ini juga bertujuan agar para PRUVolunteers dapat secara langsung berinteraksi dengan masyarakat yang membutuhkan dan menumbuhkan rasa memiliki serta kepedulian untuk terus memberikan manfaat kepada orang lain.
”Melalui Chairman’s Challenge 2019, kami harapkan komunitas dapat memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana dengan baik dan dapat lebih tanggap untuk saling bekerja sama, kompak dan terkoordinasi dalam menangani dan mengurangi dampak bencana banjir di masa mendatang,” kata Nini.