Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Ribuan rumah warga rusak akibat bencana angin kencang yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Magelang pada Minggu (20/10/2019) dan Senin (21/10/2019) kemarin.
Ribuan rumah atau tempat tinggal warga rusak ringan sampai berat. Ribuan jiwa juga mengungsi akibat bencana tersebut.
Akibat angin kencang tersebut sebanyak 1.220 unit mengalami kerusakan dengan rincian 1.148 unit rumah rusak ringan, 56 unit rusat sedang dan 16 unit rusak berat.
Baca: Angin Kencang di Jawa Tengah Rusak Ribuan Rumah, Terparah di Kabupaten Wonosobo
"Ada tujuh kecamatan yang terdampak seperti Pakis,Sawangan, Ngablak, Tegalrejo, dan Kajoran. Terparah di Kecamatan Pakis, tepatnya di Desa Ketundan paling tidak ada 706 rumah yang rusak berat dan ringan. Sementara itu di Desa Pogalan, 192 rumah rusak. Sekitar 2.000 jiwa yang mengungsi," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Selasa (22/10/2019).
Edy mengatakan, ribuan warga itu sudah mengungsi sejak Senin (21/10/2019) kemarin.
Meski demikian sebagian warga sudah pulang.
Penanganan darurat pun dilakukan.
Seluruh kebutuhan warga yang mengungsi dicukupi.
Baca: Peralihan Kemarau ke Hujan Picu Angin Kencang di Wilayah Jawa Barat
Mereka yang mengungsi diberikan logistik, makanan, dapur umum, dan suplai air bersih.
Tenaga kesehatan standby di lokasi pengungsian untuk memastikan kesehatan warga.
"Dampak bencana ini perlu penangan darurat. Kamu sudah buka dapur umum dan mengirimkan kebutuhan logisitik bagi pengungsi. Kebutuhan makan dan minum dicukupi. BPBD juga sudah dua hari buka dapur umum. Hari ini memasak 2.500 bungkus nasi. Kami ingin menjamin semua terlayani," ujarnya.
Sementara, Tim Kaji Kebutuhan Paska Bencana (Jitupasne) juga bekerja.
Mereka menghitung kerugian dan kerusakan akibat angin kencang.
Fokus utama adalah kerusakan permukuman warga.