News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bisnis Perhotelan dan MICE di Pati Masih Potensial

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hotel Safin di Pati Jawa Tengah. Bisnis hotel wilayan Pantai Utara itu dinilai kian potensial seiring laju pertumbuhan investasi di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa bagian timur tersebut.

TRIBUNNEWS.COM, PATI -  Bisnis hotel di Pati, Jawa Tengah (Jateng) dinilai kian potensial seiring laju pertumbuhan investasi di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa bagian timur tersebut.

Peningkatan kebutuhan penginapan dan ruang pertemuan mencerminkan denyut ekonomi yang positif di kawasan itu.

"Okupansi hotel kami, The Safin Hotel, Pati berkisar 60-70%, hal ini menandakan bisnis hotel di Pati, Jawa Tengah cukup potensial," ujar Bagyo Setyawan, direktur utama PT Arifindo Grha Pratama (AGP), dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (22/10).

Saat ini, selain di Pati, AGP juga memiliki hotel di Jakarta, yakni The Falatehan Hotel, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Baca: Hotel Terbaik Harus yang Paling Mahal? Traveler Ini Ungkap Faktanya

Dia menambahkan, Safin merupakan hotel bintang tiga plus yang menjadi pionir di Pati.

Hotel berketinggian 11 lantai ini memiliki 119 kamar dengan empat tipe, yakni superior room, deluxe room, business suite, dan safin suite.

Hotel yang mulai beroperasi pada Oktober 2015 tersebut juga ditopang oleh beragam fasilitas berstandar internasional seperti coffee shop, Masterpiece family karaoke, Juwana Restaurant, electronic lock system, fasilitas fitness center, swimming pool, Safin Lounge, layanan 24 jam laundry and dry cleaning, serta layanan wifi gratis di area hotel.

Baca: Tiga Desa di Kabupaten Pati Jadi Sasaran Teror Penembakan, Pelaku Masih Misterius

"Hotel kami juga dilengkapi dengan lima ruang pertemuan, termasuk ballroom yang mampu menampung lebih banyak tamu. Hal itu mengingat The Safin Hotel, Pati selain membidik kalangan wisatawan, juga menyasar segmen pebisnis," ujarnya.

Kehadiran ruang pertemuan tersebut, lanjutnya, mengantisipasi bisnis meeting, incentives, conferences, dan exhibition (MICE) yang terus bertumbuh di Pati.

“Permintaan ruang pertemuan datang dari kalangan swasta maupun pemerintah,” ujar Bagyo.

Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin mengaku ekonomi di kotanya terus bertumbuh seiring berdatangannya kalangan investor, termasuk investor asing.

Pertumbuhan Pati juga berbarengan dengan target Pemerintah Provinsi Jateng yang ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 7%.

“Investor yang masuk ke Pati tidak hanya dari kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor asing seperti dari Korea Selatan,” tutur dia.

Baca: Upaya Penurunan Tarif Tiket Pesawat Belum Dirasakan Pelaku Perhotelan

Investor tersebut akan membangun pabrik sepatu dan garment dengan nilai investasi sekitar Rp 1,2 triliun.

Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi tahun 2020.

”Kehadiran pabrik ini diharapkan menyerap berkisar 5.000-6.000 tenaga kerja,” tegas Saiful.

Kota berpenduduk 1,3 juta jiwa tersebut selain memiliki lokasi strategis sebagai transit, juga memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.

Salah satu investor besar yang membangun pabrik di Pati adalah produsen makanan ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk yang memiliki dua fasilitas produksi di Pati.

Garudafood mengantongi pendapatan total Rp 8,04 triliun pada 2018 atau naik 7,60% dibandingkan tahun 2017 yang sebesar Rp 7,48 triliun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini