News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buntut Siswa Tikam Guru: SMK Ichtus Ditutup, Sekolah 'Abal-abal' Lain Menyusul

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SMK Ichtus

TRIBUNNEWS.COM -- Kasus siswa tikam guru hingga tewas di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara berbuntut panjang.

Pemerintah Provinsi Sulut melaui Dinas Pendidikan Daerah tak akan berhenti di penutupan SMK Ichtus, Tempat Kejadian Perkara (TKP) penusukan Alexander Werupangkey guru agama di SMK tersebut oleh siswanya berinisial FL.

Kepala Dikda Sulut dr Grace Punuh

mengatakan, akan menyasar pula sekolah 'abal-abal' yang tidak menjalankan proses pendidikan tak sesuai standard.

"Kami temukan ada modus data siswa tak sesuai, padahal data siswa berpengaruh untuk penyaluran dana bantuan," kata dia.

Ia mencontohkan, temuan di lapangan di Data Pokok Pendidikan tercatat ada 60 siswa, ternyata hanya 40 siswanya yang aktif.

Baca: Pembagian Pot Piala Asia Futsal 2020, Berikut Posisi Indonesia

Baca: Jimly Asshiddiqie: Sifat Paling Pragmatis adalah Capres Jadi Menhan

Baca: Bocoran Harga dan Spesifikasi Oppo Reno S yang Akan Menyaingi Reno Ace

Baca: Kelihatan Kompak, Ashanty Ngaku Pernah Bertengkar dengan Aurel Hermansyah Hingga Nyaris Mengusirnya

"Jadi kita akan telusuri sekolah-sekolah semacam ini," kata dia.

Ia menegaskan, pembekuan SMK Ichtus kaitannya bukan karena masalah kasus siswa bunuh guru, tapi hasil investigasi penyelenggaraan pendidikan di SMK ini. Hasilnya banyak temuan.

Tim menemukan sering, mendapati siswa merokok di sekolah dan sudah sempat dinasehati.

"Kasus yang agak ekstrem dari 4 siswa perempuan hamil dan 2 sudah melahirkan," ungkap Grace.

Adapun, jadwal pelajaran tidak ada yang paten, malah fleksibel dan sering digabung

Sekolah tersebut diberikan izin operasional sejak tahun 2017

Tapi tidak menjalankan proses belajar mengajar sesuai standard.

"Sering jam 7 pagi belum ada siswa dan di sekolah itu tidak pernah mengadakan upacara bendera, gaji guru tidak lancar dibayar oleh pihak yayasan, karena tidak lancar bagian administrasi juga ada yang sudah mengundurkan diri," kata dia.

Siswa merokok di sekolah sudah sering terjadi, meski sudah berulang kali di tegur.

Ini juga jadi persoalan kata Grace, siswa katanya ada 40 orang tapi di data dapodik 60 orang.

Dinas pendidikan pun siap menfasilitasi siswa agar bisa pindah ke sekolah terdekat, atau menfasilitasi ikut paket C

"Dalam waktu dekat ini kita akan temui orangtua untuk membicarakan mutasi siswa ke sekolah pascasekolah dibekukan," kata dia.

Dinas Pendidikan Daerah Sulut memutuskan akan menutup SMK Ichtus, buntut dari kasus pembunuhan guru yang dilakukan siswa.

Seorang guru agama Alexander Pangkey (54) tewas di tangan siswanya sendiri remaja berinisial FL (16), Senin (21/10/2019). Korban ditikam di halaman sekolah, dan meninggal meski sudah mendapat perawatan di RSUP Kandou.

Atas kejadian ini, Kepala Dinas Pendidikan Sulut, dr Grace Punuh mengatakan, tim dari Kementerian Pendidikan didampingi Dinas melakukan investigasi.

Hasilnya tim mengeluarkan 5 rekomendasi.

Pertama, izin sekolah dibekukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Kedua, siswa dimutasikan ke sekolah terdekat, atau didaftarkan pada paket C.

Ketiga, Siswa kelas 10 dan 11 dipindahkan ke sekolah terdekat setelah melewati tes kompetensi

Keempat, sebelum melaksanakan mutasi siswa akan diadakan pertemuan dengan orangtua siswa

Kelima, akun dipodik sekolah akan diblokir sementara.

Kronologis Pembunuhan

Kronologis kejadian ini, berawal, Senin (21/10/2019) pagi, tersangka FL (16) warga Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulut, dan satu temannya terlambat masuk sekolah.

Lanjutnya, tersangka dan temannya itu diberi sanksi untuk menanam bunga di plastik.

Setelah selesai melaksanakan sanksi, mereka berdua duduk di halaman sekolah, sambil merokok.

Katanya juga, prilaku ke dua siswa itu, dilihat oleh korban yang merupakan guru agama mereka.

"Di situlah, korban menegur tersangka dan temannya, agar tidak merokok," ujarnya.

Lanjutnya, teguran dari korban, tidak diterima tersangka. Sehingga, siswa kelas dua itu, pergi ke rumahnya mengambil pisau jenis stanlis.

"Saat tersangka kembali ke sekolah, dia bertemu dengan korban yang saat itu sudah berada di atas sepeda motor," ucapnya.

Dijelaskan Kapolresta, seketika, tersangka langsung menikam korban berulang kali.

"Korban terjatuh dari sepeda motornya, dan lari ke halaman sekolah, sambil minta pertolongan," ujar Bawensel.

Lanjutnya, sayangnya, tersangka terus mengejar korban, dan kembali menikam korban berulang kali saat di halaman sekolah.

"Meski sudah kena tikam, korban sempat berdiri, dan kembali berjalan keluar dari halaman dan meminta pertolongan kepada guru lainnya," ujarnya.

Tambah Kapolresta, setelah puas menikam korban, tersangka, langsung lari dari lokasi kejadian.

"Korban dilarikan ke Rumah Sakit Auri, dan dirujuk ke Rumah Sakit Malalayang. Namun sayangnya, korban meninggal dunia di Rumah Sakit Malalayang," jelasnya.

Dikatakan Kapolresta, untuk tersangka saat ini sudah dibawa ke Polresta Manado, untuk proses lanjut.

"Memang tersangka di bawah umur, tapi untuk proses kasusnya, kami mengenakan KUHP pasal 340 terhadap tersangka, dengan ancaman 20 tahun penjara," tegasnya.

Katanya juga, untuk motifnya, hanya karena korban, tersangka tidak terima teguran dari korban.

"Tersangka memang ada pengaruh alkohol semalam. Saat itu, korban tegur tersangka jangan merokok, dan tersangka sakit hati, pergi mengambil pisau di rumahnya, dan kembali menikam korban," jelasnya. (ryo)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Buntut Siswa Tikam Guru, Dinas Pendidikan Akan Tertibkan Sekolah 'Abal-Abal',

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini