"Boleh diganti enam bulan sekali," katanya.
Suket tersebut, dinilai oleh Wiby tidak efektif. Karena bentuknya lembaran kertas. Mudah rusak ketika disimpan. Apalagi ketika musim hujan. Karena terus dilipat dalam dompet. Suket mudah sobek. Bahkan suket milik Wiby belum ada sebulan, sudah sobek.
"Sudah seperti puzzle, potong-potongan," terang dia.
Wiby sudah mencoba beragam cara. Termasuk sempat mengadu ke Bupati Bantul Suharsono, melalui akun media sosial. Pernah direspon tetapi jawabannya belum menggembirakan.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bantul, Bambang Purwadi, mengatakan, saat ini Blanko KTP elektronik di Bantul dari pemerintah pusat memang terbatas.
Sehingga belum dapat menjangkau kepada seluruh peserta yang mendaftar.
Jatah blangko yang diberikan Pemerintah Pusat, menurut dia, hanya 500 keping perbulan.
Sementara jumlah request yang mengantri melalui Disdukcapil smart sekitar tiga ribuan. Sedangkan yang saat ini memegang suket hampir 13 ribu.
"Jadi mohon bersabar, ndak usah khawatir. Kalau ngga bisa selesai tahun ini tahun depan. Silahkan request cetak KTP melalui aplikasi Disdukcapil Smart. Insya Allah begitu blangko datang kita cetakkan," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Blanko KTP-el Habis, Warga Piyungan Bantul Ini Pesan Tiket Kereta Api Menggunakan Paspor