TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini melanda sebagian besar wilayah Indonesia, mengakibatkan fenomena yang berdampak bagi aktivitas masyarakat.
Dalam rangka mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BPBD Boyolali mengimbau agar masyarakat tidak panik dan selalu mewaspadai segala hal kemungkinan yang bisa terjadi.
Secara empiris, Kepala Darurat dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan menjelaskan fenomena-fenomena cuaca yang saat ini terjadi.
Ia menjelaskan Indonesia hanya memiliki 2 musim, musim kemarau dan musim penghujan.
Disaat mulai pergantian musim, biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai Desember, banyak ditandai dengan fenomena perubahan cuaca yang drastis.
Baca: Luncurkan Program Kemilau Emas, Bank BTN Bidik Tabungan Baru hingga Rp 3 Triliun
“Ini sedang pergantian musim, karena indonesia hanya memiliki 2 musim, panas dan penghujan. Setiap pergantian musim kering ke musim penghujan biasanya di tandai dengan cuaca ekstrim,” kata Kurniawan saat di wawancarai via telepon oleh Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).
Kurniawan menuturkan, disaat peralihan musim, fenomena-fenomena cuaca seperti angin kencang, hujan tidak merata, petir, kerap kali timbul dan berdampak di suatu daerah tertentu.
Musim kemarau tahun 2019 jika di bandingkan dengan tahun 2018, durasi panjang musim kemaraunya lebih lama di tahun 2019. Kurniawan memperediksi cuaca panas akan sampai di pertengahan bulan November.
“Cuaca panas saat ini nanti akan ditandai dengan panas yang begitu kering, dan begitu hujan datang dengan ekstrim, maka timbul lah potensi tanah longsor di pegunungan,” ujar Kurniawan.
Baca: Aji Santoso Latih Persebaya Surabaya, Berikut Durasi Kontrak yang Diberikan Manajemen Bajul Ijo
BPBD Boyolali juga sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
“Kita sudah berkomunikasi dengan teman teman relawan yang tersebar di seluruh wilayah Boyolali untuk melakukan pelaporan setiap harinya,” imbuhnya.
Di tengah cuaca yang ekstrem, terlebih ketika musim kemarau yang berkepanjangan, bencana kekeringan sudah terjadi di wilayah Boyolali.
Ancaman kebakaran di musim kemarau sangat riskan terjadi. Terlebih cuaca kemarau juga ditandai dengan angin besar.
Kebakaran hutan di lereng Gunung Merbabu merupakan imbas dari musim kemarau yang berkepanjangan.