TRIBUNNEWS.COM - Sebaran berita hoaks (berita palsu) dari tahun ke tahun terus meningkat.
Hal itu setidaknya berdasarkan data sebaran hoaks yang ditangani Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dari tahun ke tahun.
Menurut keterangan Presidium Mafindo Anita Wahid, sebaran hoaks yang awalnya hanya 10 hoaks per bulan kini meningkat hingga 100 hoaks per bulan.
Pada 2015, rata-rata hoaks yang ditangani Mafindo perbulannya yakni 10 hoaks.
Pada 2016 meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 27 hoaks per bulan.
Baca: Hari Pahlawan Nasional, Mafindo Gelar Stop Hoax Festival di Tugu Pal Putih Jogja
Pada 2017, bertepatan dengan kasus Pilkada DKI Jakarta dan kasus Rohingnya, hoaks yang ditangani Mafindo mejadi rata-rata 58 hoaks per bulan.
Pada 2018, semakin meningkat menjadi rata-rata 87 hoaks perbulan.
"Di tahun 2019 yang belum selesai ini, hoaksnya rata-rata sudah 100 hoaks perbulan. Semakin meningkat seiring banyaknya media informasi dan bertepatan dengan Pemilu 2019," ungkap Anita saat diwawancarai Tribunnews di Kegiatan Stop Hoax Festival, Minggu (10/11/2019) di Yogyakarta.
Adanya komunitas Mafindo ini yakni untuk memelopori inisiatif anti hoaks, di antaranya edukasi literasi dikital untuk publik, cekfakta.com, dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang hoaks dan bahayanya.
Profil Mafindo
Mafindo merupakan organisasi masyarakat sipil yang didirikan pada 19 November 2016.
Program yang dilakukan Mafindo yakni melawan hoaks.
Dilansir dari wikipedia, hoaks adalah berita palsu atau berita bohong berupa rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, teteapi disebarkan atau diinformasikan sebagai kebenaran.
Berita hoaks mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang lain dengan tujuan tertentu.