Berikut ini fakta terbaru bom bunuh diri di Polrestabes Medan: kronologi hingga identitas pelaku
TRIBUNNEWS.COM - Telah terjadi aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
Aksi bom bunuh diri tersebut terjadi di area depan kantin intel yang berbatasan dengan ruang pengurusan SKCK.
Dikutip dari Tribunmedan.com, ledakan bom terjadi sektiar pukul 08.45 WIB.
Berikut ini fakta terbaru bom bunuh diri di Polrestabes Medan yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Kronologi
Pelaku melakukan aksi bom bunuh diri dengan jalan kaki dan masuk melalui pintu depan Mapolrestabes Medan.
Petugas juga sempat memeriksa identitas dan diperintahkan untuk melepas jaketnya.
Kepada polisi, pelaku mengaku akan mengurus SKCK.
Saat melakukan pemeriksaan pelaku sempat melawan dan menerobos masuk ke area dalam Mapolrestabes Medan.
Lantas pelaku lari menuju daerah kantin dan melakukan aksi bom bunuh diri.
2. Pengakuan saksi
Seorang saksi, Lila Mayasari mengatakan, saat peristiwa itu terjadi ia hendak mengurus SKCK.
Lila tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB, tak lama kemudian terdengarlah suara ledakan yang cukup keras.
Terkejut, ia langsung keluar dan melihat ke arah suara.
"Pas saya keluar, saya enggak liat korban, tapi saya dengar suara ledakan kuat sekali," ungkap Lila dengan suara terengah-engah.
Menurut keterangan Lila, ada sekitar 50 orang berada dalam lokasi kejadian.
Seusai ledakan, terlihat asap putih dan teriakan yang mengatakan jika itu adalah bom.
Panik, mereka yang berada dalam ruangan langsung berdesak-desakan untuk keluar.
"Ledakan terasa sampai saya terangkat."
Pas kejadian Saya lagi nyantai dan tiba-tiba seperti terangkat."
Saya langsung engeh ini bom. Saya ingat anak dan langsung keluar berdesak-desakan dengan yang lain," jelas Lila.
3. Getaran Dirasakan hingga Radius 100 Meter
Getaran beserta suara bom bunuh diri di Polrestabes medan terasa hingga Sekolah Luar Biasa (SLB) YPAC, Jalan Adinegoro Medan.
Seorang wali murid di sekolah tersebut, Intan Siregar mengatakan getaran tersebut dirasakan hingga sekolah yang berada radius 100 meter dari lokasi kejadian itu.
Ia mengatakan, sempat mendengar suara ledakan keras hingga tanah yang bergetar.
"Ledakannya besar, seperti suara petasan yang nyaring."
"Tanah ini terasa bergetar," katanya, Rabu (13/11/2019).
Intan mengatakan, kejadian tersebut tak menghentikan aktivitas belajar mengajar pada sekolah itu.
"Kebetulan di sini ada acara, pada saat ledakan terjadi, semua tetap berjalan tidak ada yang terganggu," kata Intan.
4. Identitas Pelaku
Identitas pelaku bom bunuh diri merupakan seorang mahasiswa.
Pelaku berinisial RMN (24) yang merupakan warga Medan.
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia membenarkan hal tersebut.
Hal tersebut terungkap usai penyelidikan oleh aparat gabungan di tempat kejadian perkara.
"Inafis berhasil mengidentifikasi pelaku. Pelaku ini nisialnya RMN, usianya 24 tahun, lahir di Medan, statusnya adalah pelajar/mahasiswa."
"Kemudian yang bersangkutan selain di identifikasi identitasnya juga masih akan dikembangkan oleh aparat Densus 88," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
5. Bom Dililitkan di Tubuh Pelaku
Dedi juga mengungkapkan, RMN meledakkan diri menggunakan bom yang disembunyikan di tubuhnya.
Ia mengatakan bahwa bom tersebut dililitkan di sekitar pinggang dan perut.
"(Bom) dililit tubuh," terang Dedi.
6. Tanggapan Mahfud MD
Menkopolhukam Mahfud MD menanggapi kejadian aksi bom bunuh diri di Medan.
Ia mengatakan, pencegahan harus tetap dilakukan.
"Kalau kami tidak ada pencegahan, banyak lagi begini (aksi teror bom)," ucap Mahfud di kawasan Sentul, Jakarta, Rabu (12/11/2019).
Ia juga mengatakan, kejadian di Mapolrestabes Medan tersebut tidak dapat dikatakan pihak kepolisian mengalami kecolongan.
"Tidak lah, memang teroris maunya nyolong dan kami sudah lebih baik pencegahannya, kalau masih ada satu atau dua (aksi teror), itu tidak bisa dihindari," imbuhnya.
Sementara terkait aksi teror bom yang kerap ditujukan ke aparat kepolisian, Mahfud enggan menduga jika yang diincar yaitu polisi.
"Nanti biar intelijen yang analisis," kata Mahfud.
7. Edy Rahmayadi bersama Kapolda Amankan Objek Vital
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto untuk mengamankan obyek-obyek vital di provinsi tersebut.
Hal itu dilakukan menanggapi aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi tadi..
“Saya tadi sudah koordinasi dengan Pak Kapolda untuk mengamankan objek-objek vital maupun pejabat-pejabat yang ada di Sumut khususnya."
"Kami tak akan lengah lindungi masyarakat dan aset-aset kita dari orang yang tak bertanggung jawab,” ungkap Edy ditemui di rakornas Forkopimda di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Meski demikian Edy mengatakan belum akan menetapkan status siaga keamanan bagi Provinsi Sumut.
Ia pun meminta masyarakat Sumut tetap tenang menghadapi kondisi ini.
(Tribunnews.com/Renald/Bunga/Isnaya Helmi Rahma/Igman Ibrahim/Seno Tri Sulistiyono/Rizal Bomantama)