TRIBUNNEWS.COM - Sebuah unggahan telah terkonfirmasi tidak benar alias hoaks, yang berkaitan dengan gempa bermagnitudo 5,1 yang mengguncang Buleleng, Bali Utara pada Kamis (14/11/2019) pukul 17.21 WIB.
Sebuah unggahan tersebut menginformasikan bahwa adanya air surut dan bunyi sirene yang meraung-raung di Kecamatan Seririt, Bali.
Dilansir dari Kompas.com, unggahan tersebut dibantah oleh pejabat di tingkat kecamatan.
Narasi yang beredar:
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan yang berisi informasi mengenai air surut dan bunyi sirene di Kecamatan Seririt, Bali beredar di media sosial pada Kamis (14/11/2019).
Unggahan tersebut beredar dalam bentuk video berdurasi 24 detik.
"Kita posisi naik, karena air laut di daerah Pengastulan itu sudah surut. Di Seririt ini penduduk semua menuju arah dataran tinggi, karena air di daerah pesisir itu sudah surut. Kondisi melaporkan dari Seririt," ujar pria yang ada dalam video tersebut.
Baca: Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Sulut, Status Waspada Tidak Perlu Evakuasi, Waspada Tsunami 0,5 Meter
Salah satu akun Facebook Jeg. bali juga mengunggah video tersebut dan telah ditonton sebanyak lebih dari 14.000 kali.
Konfirmasi Kompas.com:
Kepala Pelaksana Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi ke Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka terkait isu air surut dan bunyi sirene.
"Baru saja saya menghubungi Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka menegaskan bahwa tidak benar air laut surut, tidak benar sirene tsunami berbunyi," ujar Rentin dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Kamis (14/11/2019).
Baca: Beberapa Bangunan Rusak di Buleleng Akibat Gempa 5.1 SR
Rentin menambahkan, saat ini Camat Seririt dan Perbekel Pengastulan tengah mengimbau masyarakat agar tetap tenang.
Diketahui, tombol aktivasi sirene berada di Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bali.
Menurut dia, pihaknya tidak pernah mengaktifkan sirene itu karena memang rilis BMKG terkait gempa tidak berpotensi tsunami.
"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi dari BMKG. Tower sirene tsunami milik BPBD berasal di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan," ujar Rentin.
Baca: 8 Hal yang Harus Kamu Lakukan saat Terjadi Gempa Bumi untuk Selamatkan Diri
Adapun Pusdalop BPBD menyebutkan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 17.09 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 8.16 LS dan 114.88 BT atau 23 kilometer barat daya Buleleng, Bali.
Kejadian gempa bumi yang mengguncang Buleleng, Bali memiliki jenis gempa dangkal, dengan kedalaman 10 kilometer.
Meski begitu, pihak BMKG mengumumkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
(Kompas.com/lis Retia Kartika Dewi)