Mungkin sadar menjadi bulan-bulanan manusia, ular tersebut berkali-kali melakukan perlawanan.
Mulai dari menyeringai lalu berdesis keras seraya mengulurkan lidahnya.
Tubuh Mariyadi pun dililit lipatan tubuh si ular.
"Saya menghadang pakai tangan. Pas saya pegang melibet badan saya, kena leher saya tadi malam, semenit lilit leher saya," ungkapnya.
Sejam berjibaku meladeni perlawanan hewan melata tersebut, sang ular pun takluk setelah warga beramai-ramai menyergap ular tersebut dengan siasat khusus.
Yakni, dengan menjepit kepala ular menggunakan alat besi berbentuk huruf 'T', saat dirasa gerakan ular terkunci, warga lantas beramai-ramai membuntal kepala ular dengan lapisan selotip lakban.
"Akhirnya saya himpit pakai besi bentuk T Lalu saya lakban kepalanya, saya buntal," ungkap Mariyadi.
Saat gerak-gerik ular makin tenang, dan nyaris tak melawan, Mariyadi lantas memindahkan ular yang beratnya nyaris satu karung semen itu ke sebuah kotak bekas kurungan Burung Dara yang terbuat dari lapisan kayu dan teralis.
"Ya sementara dibuat hiburan buat anak-anak kecil yang mau melihatnya," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua RT 03 Purwo Subketi (49) menuturkan, sementara waktu pihaknya masih belum miliki rencana tindakan selanjutkan terhadap ular hasil tangkapan warganya.
Semalam, beberapa jam setelah ular tersebut diamankan, ada seseorang dari komunitas pecinta ular tertarik melihat ular tangkapan warganya.
Purwo sempat mengaku optimis bahwa ular tersebut bisa diuangkan atau paling tidak dapat berpindahtangan ke pihak yang memang ahlinya.
Namun, ternyata dugaannya meleset, pihak komunitas pecinta alam tersebut mendadak urung mengadopsi ular tersebut setelah tahu bahwa status ular tersebut adalah ular liar .
"Ternyata beda kalau ular dipelihara dari kecil. Karakternya lain, gak berani Jadi enggak berani beli," ungkap pria bertopi urang itu.