TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Jujun Junaedi (42) ternyata tak merakit helikopter rancangannya seorang diri.
Jujun dibantu anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), tepatnya kelas 3 SD.
Jujun memiliki tiga orang anak, namun yang kerap membantunya adalah anak kedua yang masih berusia sembilan tahun.
"Anaknya ada yang nomor dua yang suka bantu, masih SD. Kelas 3 SD," ujar Yeti (37), istri Jujun, ketika diwawancarai Tribunnews.com di kediamannya, Kampung Cibubuay, Desa Damareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (20/11/2019).
Yeti sendiri mengaku pihak keluarga jarang membantu Jujun dalam merakit helikopter. Seringkali dirinya hanya menemani sang suami saat menyalurkan hobinya tersebut.
Sementara sang anak yang berusia sembilan tahun, kata Yeti, hanya membantu Jujun ketika libur dari kegiatan belajar mengajar.
"Kalau libur, malamnya suka bantuin bapaknya. Benar-benar bantuin tapi, masang-masang gitu," kata dia.
Selain itu, Jujun juga pernah dibantu merakit helikopter oleh temannya. Namun itu hanya sekali terjadi, dan saat helikopter tersebut masih belum memiliki mesin.
"Pernah dibantu sama temannya dulu, sewaktu belum ada mesinnya. Tapi temannya kan juga kerja di rumah sakit, jadi ada kesibukan sendiri. Sekarang juga jarang ke sini, sudah lama (kejadian itu)," tandasnya.
Lewat Jalan Sempit
Akses jalan yang sulit tak menyurutkan semangat Jujun Junaedi (42) untuk terus membuat helikopter di Sukabumi, Jawa Barat.
Diketahui, jalan untuk menuju kediaman Jujun Junaedi hanyalah jalan setapak berliku yang dapat dilewati satu sepeda motor.
Yeti (37), istri Jujun, mengatakan sang suami membeli sendiri bahan-bahan untuk merakit helikopter.
Biasanya bahan tersebut dibeli pada hari Sabtu selepas Jujun kerja.
Baca: Jujun Junaedi Biasanya Manfaatkan Waktu Usai Pulang Kerja Atau Hari Libur Untuk Buat Helikopter