Ia menyatakan, semua sisi teknis dari jembatan itu telah dipelajari dari jembatan di Amerika.
Namun, ia tak tahu apakah semua yang dipelajari tersebut juga diaplikasikan untuk jembatan di Kukar tersebut.
"Itu lagi kita investigasi. Belum tahu (sama secara teknis atau tidak)," tuturnya.
Pembangunan jembatan ini dilakukan pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut.
Baru 10 tahun jembatan ini telah ambrol, padahal sebuah jembatan, menurut Kementerian PU, memiliki kekuatan bertahan kurang lebih 40 tahun.
Kabar runtuhnya jembatan Kukar tersebut sampai pula ke jajaran istana negara saat itu.
Presiden ketika itu, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menginstruksikan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak dan jajarannya untuk melakukan investigasi atas runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim.
Puluhan Korban Tewas
Sejak hari pertama runtuhnya jembatan Kukar, Sabtu (26/11/2011) lalu, tim SAR setiap hari menemukan mayat mengapung di sungai.
Total korban tewas mencapai 20 orang saat pendataan waktu awal.
Sebelumnya, tim SAR menemukan lima mayat pada hari Selasa (29/11/2011) dan satu mayat pada hari Rabu (30/11/2011).
Terbanyak, tim SAR menemukan delapan korban tewas pada hari Senin (28/11/2011) dan hari pertama, petugas menemukan empat mayat.
Baca: Kisah Kakek Rela Kehilangan Rp 10 Miliar Demi Selamatkan Lingkungan Saya Menyiapkan Oksigen
Baca: Dua Hari Hilang, Jasad ABK TB Johan Jaya III Terjepit di Antara Dua Kapal yang Sandar
Berkas 3 Tersangka Diserahkan ke Kejagung
Sementara untuk proses investigasi, Kepolisian Resor (Polres) Kutai Kartanegara (Kukar) ikut melakukan penyelidikan dugaan adanya kelalaian manusia (Human Error) dalam proses perbaikan jembatan Tenggarong yang runtuh, Sabtu (26/11/2011).