TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Warga dihebohkan dengan munculnya semburan diduga gas di teras rumah salah satu warga, Puri (90), warga Dusun Dokiyo, Desa Pasi, Kecamatan Glagah, Lamongan.
Awalnya, diketahui Puri melibatkan 5 orang pekerja untuk membuat sumber air bersih dari dalam tanah (sumur bor, red).
Proses pengeboran berjalan seperti umumnya.
Namun saat mata bor mencapai kedalaman 24 meter, sumur bor tersebut menyemburkan air bercampur lumpur dengan ketinggian semburan mencapai hampir 4 meter.
"Ya saat ini dihentikan, " kata Nanik, anak Puri, Kamis (28/11/2019).
Baca: Banjir Bandang di Kabupaten Agam, 2 Rumah Hanyut, Seorang Tewas akibat Tergelincir
Baca: Kebakaran Hutan Gunung Lawu, Tim Pemadam Terkendala Blankspot di Area Lembah yang Curam
Baca: Waspada Musim Hujan, BPBD Deteksi 10 Kecamatan Rawan Longsor di Jakarta
Kini tekanan dari semburan tersebut semakin menurun.
Namun, semburan berganti menjadi semacam tekanan udara dari dalam tanah yang disertai bau menyengat.
Sekarang proses pengeboran untuk mencari sumber air itu terpaksa harus dihentikan.
Nanik bersama anggota keluarganya, kini merasa takut dan khawatir dengan bau gas yang ditimbulkan dari pengeboran yang dilakukan di depan rumahnya tersebut.
Ia mengaku khawatir karena gas itu mudah tersulut dan memunculkan api.
Hal itu dibuktikan oleh petugas Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) saat datang ke lokasi bersama Muspika Kecamatan Glagah , Rabu (27/11/2019) tadi malam.
Fenomena di rumah Puri sontak membuat warga sekitar gempar.
"Kami turun ke lokasi untuk melakukan cross check di lapangan," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan, Muslimin pada Surya.co.id, Kamis (28/11/2019)
Menurutnya, pengeboran air tanah itu untuk sementara harus dihentikan, karena ada semburan air disertai lumpur yang sangat kuat.